Memiliki bayi yang lahir sehat merupakan suatu kebahagiaan yang tiada tara untuk ayah dan bunda, setelah itu pun sebagai orang tua juga berharap agar si kecil bisa melalui masa pertumbuhan dengan baik dan sehat sehingga bisa menjadi kebanggan orang tua.
Namun terkadang, ada keadaan dimana hal yang tidak diinginkan bisa terjadi, salah satunya adalah gangguan Hipotiroid Kongenital yang terjadi pada anak kita.
Penyakit Hipotiroid Kongenital sendiri merupakan kondisi dimana fungsi kelenjar tiroid pada bayi menurun atau berkurang dan bukan merupakan penyakit bawaan. Secara umum bayi tidak menunjukkan adanya gejala Penyakit Hipotiroid Kongenital namun demikian, bayi yang baru lahir perlu untuk mengikuti Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).
Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) adalah skrining/uji saring dengan pengambilan sampel darah pada tumit bayi yang baru lahir. Skrining ini dilakukan untuk mengelompokkan bayi yang menderita Hipotiroid Kongenital (HK) dan bayi yang bukan penderita, sehingga bayi mendapatkan penanganan secara cepat dan tidak akan memberikan dampak yang cukup serius terhadap tumbuh kembang bayi.
Dampak penyakit Hipotiroid Kongenital dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat permanen. Dan perlu digaris bawahi, jika bayi sudah menunjukkan gejala seperti
-
Tubuh cebol
-
Lidah besar
-
Bibir tebal
-
Hidung pesek
-
Pusar menonjol
-
Kesulitan bicara
-
Keterbelakangan mental
Maka pemeriksaan sudah terlambat.
Melihat kondisi tersebut, maka penting bagi kita semua untuk bisa segera melakukan Skrining Hipotiroid Kongenital sedini mungkin terutama pada 48 sampai 72 jam pertama kehidupan. Skrining ini dapat dilakukan di fasilitas kesehatan pemberi layanan Kesehatan Ibu dan Anak terdekat atau fasilitas kesehatan milik pemerintah untuk bisa mendapatkan pemeriksaan secara gratis.
Simak Informasi Selengkapnya Disini!