Depresi Tak Tertangani, Rawan Bunuh Diri

 

Depresi Tak Tertangani, Rawan Bunuh Diri


Depresi Tak Tertangani, Rawan Bunuh Diri

Sekretaris PP Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dr. Agung Frijanto mengatakan konsekuensi seseorang apabila depresi yang tak tertangani maka akan meningkatkan risiko bunuh diri. Ia menghimbau untuk masyarakat agar mampu melakukan upaya pencegahan kalau ada anggota keluarga yang mengalami gejala depresi.

Ada 3 aspek yang dapat dilihat, antara lain Afek, Koginitif, dan Fisik.

Gejala pada Afek dapat ditandai dengan sedih, hilangnya minat, intabilitas, apatis, anhedonia, tak bertenaga, tak bersemangat, isolasi sosial, dan aniestas.

Gejala depresi secara Kognitif dapat dicirikan dengan rendah diri, konsentrasi menurun, daya ingat menurun, ragu-ragu, rasa bersalah, ide bunuh diri. Selain itu, secara fisik dapat dilihat dari Piskomotor menurun, fatigue, gangguan tidur, gangguan nafsu makan, dan hasrat seksual menurun.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Anung Sugihantono mengatakan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir perilaku bunuh diri karena depresi telah mencapai angka yang kritis. Secara global, WHO menyebutkan dari 800.000 orang meninggal setiap tahunnya atau sekitar 1 orang setiap 40 detik melakukan bunuh diri.

Program pencegahan yang dapat dilakukan di lingkungan sektor kesehatan di antaranya adalah:

  • Meningkatkan kapasitas petugas kesehatan dan kader dalam bentuk deteksi dini
  • Intervensi krisis
  • Manajemen gangguan jiwa
  • Mengembangkan klinik sehat di Puskesmas
  • Pelatihan kader
  • Pengembangan Posyandu Lansia Plus

Kalender

Artikel Terkait