Nanodiamond (ND, berlian dalam skala nanometer) kini menjadi salah satu material karbon yang paling futuristik dalam dunia kedokteran dan teknologi. Partikel ini berukuran kurang dari 100 nanometer (nm), memiliki struktur inti karbon dengan hibridisasi sp³ (ikatan tetrahedral khas berlian), tetapi permukaannya sering tersusun dari karbon sp² (mirip grafit). Kombinasi unik ini membuat ND mempunyai sifat optik, mekanik, dan biomedis yang luar biasa. Menariknya, dalam beberapa dekade terakhir, ND telah bergeser dari sekadar bahan industri abrasif menuju “cahaya masa depan” di bidang nanomedicine (cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan nanomaterial untuk diagnosis dan terapi).
Struktur dan Karakter Optik
Inti ND yang padat memberikan indeks refraksi tinggi, sehingga mampu menyebarkan cahaya dengan intensitas kuat. Sifat ini membuat ND potensial dalam aplikasi tabir surya (sunscreen) dan lapisan polimer pelindung. Lebih dari itu, modifikasi struktur dengan dopant (atom asing yang ditambahkan dalam kisi kristal) menghasilkan kemampuan baru: boron meningkatkan konduktivitas listrik untuk elektronika tipis, nitrogen menciptakan pusat kekosongan nitrogen atau NV center (defek kristal yang memancarkan fluoresensi), sementara isotop tritium memberi jejak radioaktif untuk biodistribusi (pelacakan partikel dalam tubuh).
Fenomena NV center menjadi ikon tersendiri. Melalui iradiasi partikel berenergi tinggi dan proses annealing (pemanasan dalam vakum), terbentuklah defek yang dapat memancarkan cahaya merah terang hingga inframerah. Ini bukan sekadar fluoresensi biasa, melainkan sinyal yang bisa digunakan untuk bioimaging (pencitraan sel hidup), nanomagnetometri (pengukuran medan magnet pada skala nano), hingga quantum computing (komputasi kuantum berbasis spin elektron). Dengan kata lain, satu partikel ND dapat berfungsi sebagai sensor optik dan magnetik sekaligus.
Biokompatibilitas dan Toksisitas Rendah
Keunggulan utama ND dibandingkan nanomaterial karbon lain, seperti nanotube atau graphene oxide, adalah biokompatibilitasnya (kemampuan diterima oleh tubuh tanpa menimbulkan reaksi toksik berlebih). Studi in-vitro (eksperimen pada kultur sel) menunjukkan bahwa ND jauh lebih aman dibandingkan karbon nanotube terkarboksilasi yang bersifat sitotoksik (merusak sel). Uji in-vivo (eksperimen pada hewan hidup) memperlihatkan bahwa ND dapat terdistribusi ke hati, limpa, jantung, dan tulang melalui mekanisme ADME (adsorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi). Bahkan, dengan teknik tracer radionuklida (pelabelan radioisotop seperti Ga, In, Cu), pergerakan ND di tubuh dapat dipetakan secara presisi.
Riset terbaru menegaskan pentingnya stabilitas koloid ND dalam larutan fisiologis. Ukuran partikel, zeta potential (potensial listrik di lapisan ganda permukaan partikel), serta keberadaan aditif biologis seperti bovine serum albumin (BSA), dextran sulfate sodium (DSS), asam fulvat, dan natural organic matter (NOM) sangat memengaruhi perilaku agregasi. Misalnya, pada kondisi pH netral dengan salinitas tinggi, ND cenderung beragregasi membentuk cluster besar. Namun, penambahan protein seperti BSA dapat menciptakan corona protein (lapisan protein di sekitar partikel) yang meningkatkan stabilitas dan mencegah penggumpalan. Ini berarti, dalam konteks medis, ND bisa tetap stabil di plasma darah atau cairan biologis kompleks.
Metode Sintesis dan Purifikasi
Produksi nanodiamond (ND) dapat dilakukan dengan beberapa cara, dan setiap cara memiliki keunggulan dan keterbatasannya. Tabel perbandingan dapat dipahami dalam Tabel Perbandingan Metode Produksi Nanodiamonds, setelah uraian berikut ini.
Pertama, teknik detonation (ledakan). Metode ini menggunakan ledakan bahan peledak yang kaya karbon dalam ruang tertutup. Dari proses ini dihasilkan partikel ND berukuran sangat kecil, rata-rata 4–5 nanometer, dalam jumlah besar. Karena efisien dan murah, teknik ini banyak dipakai untuk produksi massal. Namun, produk yang dihasilkan sering bercampur dengan kotoran logam dan karbon amorf, sehingga perlu tahap pemurnian lebih lanjut.
Kedua, metode High Pressure High Temperature (HPHT). Pada teknik ini, grafit dipanaskan dan diberi tekanan sangat tinggi sehingga berubah menjadi struktur berlian. Hasilnya adalah kristal ND dengan kualitas tinggi. Bahkan, metode ini mampu menghasilkan nanodiamond fluoresen yang memiliki nitrogen vacancy centers (NV centers), sangat berguna untuk aplikasi bioimaging dan sensor kuantum.
Ketiga, Chemical Vapor Deposition (CVD). Cara ini umumnya digunakan untuk membuat lapisan tipis nanodiamond di atas permukaan substrat, seperti silikon atau kaca. Gas metana dipanaskan hingga terurai menjadi atom karbon, lalu atom-atom itu menempel membentuk film ND. Metode ini ideal untuk elektronika, misalnya pembuatan lapisan tipis pada perangkat semikonduktor dan film pelindung.
Keempat, teknik Laser Ablation. Pada metode ini, laser berintensitas tinggi ditembakkan ke permukaan karbon yang terendam cairan. Energi laser memecah karbon, lalu partikel ND terbentuk dan tersuspensi langsung dalam cairan. Hasilnya berupa suspensi koloid ND yang relatif murni, cocok untuk penelitian biomedis karena minim kontaminasi logam.
Dengan kata lain, detonation cocok untuk produksi massal, HPHT untuk kualitas kristal tinggi, CVD untuk film tipis elektronik, dan laser ablation untuk suspensi murni bagi riset medis. Setiap metode saling melengkapi sesuai kebutuhan aplikasinya.
Namun, setiap metode menghasilkan kontaminan tertentu. Ledakan misalnya sering meninggalkan logam berat. Karena itu, tahap purifikasi dengan oksidasi asam kuat (HNO₃, HClO₄) atau perlakuan plasma diperlukan.
Tabel Perbandingan Metode Produksi Nanodiamond
Metode |
Ukuran partikel khas |
Keluaran/fitur utama |
Kontaminan/isu umum |
Purifikasi dan kontrol mutu yang disarankan |
Kecocokan NV-center |
Skalabilitas |
Aplikasi khas |
Detonation (DND/UDD) |
3–8 nm (modus ~4–5 nm) |
Produksi massal; luas permukaan sangat tinggi |
Karbon amorf, grafitik sp²; residu logam; agregasi kuat |
Oksidasi asam kuat bertahap (HNO₃/H₂SO₄), netralisasi, air/steam anneal, sentrifugasi gradien; kontrol distribusi ukuran (DLS/TEM) dan ζ-potential |
Terbatas (ukuran sangat kecil → NV kurang stabil/kurang cerah) |
Sangat tinggi |
Drug delivery (setelah pemurnian), kosmetik/penyerap UV, aditif polimer |
HPHT |
5–50 nm (terkontrol) |
Kristalinitas tinggi; kemurnian lebih baik |
Biaya/alat tinggi; skala produksi lebih kecil |
Pembersihan ringan; fungsionalisasi permukaan (–COOH/–OH) untuk dispersi |
Baik (dasar yang stabil untuk FND; NV dibuat via iradiasi + anil) |
Sedang |
Bioimaging FND, sensor kuantum, studi fundamental |
CVD (film ND/UNCD) |
Film tipis (tebal nm–µm); butiran 5–100 nm |
Lapisan seragam pada Si/ kaca; kontrol doping (B/N) |
Tegangan film, adhesi, biaya proses |
Optimasi rasio CH₄/H₂, suhu, bias, grain size; uji Raman/AFM/XPS |
Sangat baik untuk NV pada butiran/film tebal |
Rendah–sedang |
Elektronika tipis, pelapis optik/anti-aus, MEMS |
Laser ablation (dalam cairan) |
2–15 nm |
Suspensi koloid relatif murni, minim logam |
Laju produksi kecil; distribusi ukuran bisa lebar |
Optimasi energi pulsa/medium; filtrasi membran; karakterisasi DLS/TEM/FTIR |
Cukup (tergantung ukuran dan pasca-treatment) |
Rendah |
Bio/seluler, studi interaksi biologis, prototipe koloid |
Catatan penting tabel:
- Produk detonation hampir selalu membutuhkan pemurnian multi-tahap dan kontrol agregasi (pH/ionik/protein corona).
- NV-center praktis membutuhkan iradiasi + annealing pada partikel berukuran cukup (sering >~20–40 nm) agar cerah dan stabil.
- Untuk aplikasi medis, sertakan uji endotoksin, logam berat, dan uji sitotoksisitas pada formulasi akhir.
Aplikasi di Bidang Kedokteran
- Drug Delivery (Penghantaran Obat), ND dapat mengikat doxorubicin (obat kemoterapi), membentuk kompleks ND-DOX yang lebih stabil dan memperpanjang sirkulasi dalam darah. Studi menunjukkan ND-DOX efektif melawan kanker payudara dan paru. Selain itu, ND juga diuji untuk penghantaran siRNA (small interfering RNA, molekul genetik penghambat ekspresi gen) menggunakan polietilenimin (PEI800). Hasilnya, efisiensi transfection (pengantaran gen ke dalam sel) meningkat drastis dengan toksisitas minimal.
- Imaging Biomedis, Fluorescent ND dengan NV centers dapat menembus membran sel tanpa merusak viabilitasnya. Keunggulan ND dibandingkan fluorofor organik biasa adalah kestabilan sinyal, tidak mudah pudar (photobleaching). Hal ini sangat krusial untuk real-time live imaging (pencitraan sel hidup secara langsung).
- Tissue Engineering (Rekayasa Jaringan), ND dapat berintegrasi dalam scaffold (kerangka biomaterial) untuk tulang, gigi, dan kulit. Dengan modulus elastisitas tinggi, ND memperkuat matriks kolagen atau polimer, sekaligus memberi sifat bioaktif yang mempercepat osteogenesis (pembentukan tulang baru).
- Wound Healing (Penyembuhan Luka), Kombinasi ND dengan kolagen bovin berperan sebagai vektor terapi gen untuk mempercepat penyembuhan luka. ND berfungsi sebagai carrier (pengangkut) faktor pertumbuhan atau plasmid DNA, sehingga regenerasi jaringan lebih cepat.
- Dermatologi dan Kosmetik, ND sudah mulai dieksplorasi dalam formulasi skincare untuk meningkatkan penetrasi bahan aktif hingga lapisan dermis. ND mampu menyerap air lebih baik, menjaga hidrasi kulit, dan memperdalam efek anti-aging.
Rangkaian temuan tersebut menunjukkan bahwa nanodiamond tidak hanya menawarkan potensi besar di tingkat laboratorium, tetapi juga menghadirkan tantangan nyata dalam penerapan klinis maupun industri. Oleh karena itu, untuk memudahkan pemahaman lintas disiplin—mulai dari kedokteran, farmasi, hingga rekayasa material—perlu disajikan ikhtisar yang lebih sistematis mengenai bidang aplikasi, mekanisme kerja, serta hambatan stabilitas yang masih dihadapi. Tabel berikut (Tabel Ringkasan Aplikasi dan Tantangan Nanodiamonds) memberikan gambaran ringkas tentang posisi strategis nanodiamond pada berbagai sektor, sekaligus menyoroti aspek kritis yang perlu diperhatikan dalam penelitian dan pengembangan lebih lanjut.
Tabel Ringkasan Aplikasi dan Tantangan Nanodiamonds
Bidang |
Aplikasi Utama |
Mekanisme / Teknologi |
Tantangan Stabilitas |
Drug Delivery (Penghantaran Obat) |
Kompleks ND-Doxorubicin untuk kanker payudara dan paru; penghantaran siRNA dengan ND-PEI800 |
Adsorpsi molekul obat/siRNA di permukaan ND; pelepasan terkontrol pada pH tumor |
Agregasi pada pH fisiologis; perlu corona protein agar tetap stabil |
Bioimaging |
Fluorescent ND dengan NV centers untuk pencitraan sel hidup |
Emisi fluoresensi merah stabil, tidak photobleaching |
Variasi ukuran partikel memengaruhi sinyal; butuh distribusi seragam |
Tissue Engineering |
Scaffold tulang, gigi, kulit |
Integrasi ND ke dalam kolagen/polimer, meningkatkan modulus elastisitas dan bioaktivitas |
Dispersi ND dalam matriks sering tidak homogen |
Wound Healing |
Dressing luka berbasis ND-kolagen, vektor terapi gen |
ND membawa faktor pertumbuhan atau DNA plasmid |
Stabilitas ND dalam lingkungan luka (cairan eksudat kaya ion) masih dipertanyakan |
Dermatologi dan Kosmetik |
Skincare anti-aging, tabir surya |
ND meningkatkan penetrasi bahan aktif dan retensi air di kulit |
Penggumpalan dalam formulasi cair dapat mengurangi efektivitas |
Energi dan Elektronika |
Elektroda boron-doped ND untuk baterai dan superkapasitor; ND film untuk layar fleksibel |
Stabilitas elektrokimia luas, konduktivitas ditingkatkan dopan boron |
Sintesis massal dengan dopan homogen masih sulit |
Sensor dan Quantum Devices |
ND sebagai biosensor, nanomagnetometri, quantum computing berbasis spin NV center |
NV center menghasilkan sinyal optik dan magnetik stabil |
Menjaga koherensi spin dalam kondisi biologis kompleks |
Aplikasi Energi dan Elektronika
Selain medis, ND juga memberi dampak besar pada teknologi energi. Boron-doped ND menjadi elektroda super stabil dengan jendela elektrokimia luas, ideal untuk baterai, superkapasitor, dan fuel cell. Dalam dunia elektronik, ND film transparan dan fleksibel sedang dieksplorasi sebagai material layar sentuh, pelindung panel surya, hingga komponen micro-electromechanical systems (MEMS).
Stabilitas Lingkungan dan Tantangan Translasi
Hasil riset menunjukkan bahwa perilaku ND dalam lingkungan akuatik sangat dipengaruhi oleh ion, pH, dan aditif alami. Dalam konteks translasi klinis, hal ini penting karena cairan tubuh manusia juga merupakan lingkungan elektrolit kompleks. Stabilitas koloid menentukan bioavailabilitas (ketersediaan biologis) dan distribusi obat. Jika ND mudah menggumpal, efisiensinya turun, bahkan dapat memicu emboli mikrosirkulasi. Karena itu, desain formulasi ND harus mempertimbangkan corona protein dan interaksi dengan natural organic matter.
Perspektif Masa Depan
Nanodiamond kini bukan sekadar “debu berlian” hasil ledakan, tetapi instrumen multifungsi yang menyatukan biologi, kedokteran, dan teknologi kuantum. Dari drug delivery, bioimaging, penyembuhan luka, hingga quantum biosensing, ND membuka horizon baru. Kombinasi penelitian material (sintesis, purifikasi, karakterisasi) dengan biologi molekuler (gen delivery, terapi kanker) akan menjadi fondasi “precision nanomedicine” (kedokteran presisi berbasis nanomaterial).
Melihat potensi dan keragaman aplikasi nanodiamond di atas, sudah saatnya komunitas ilmiah dan klinis mempercepat sinergi riset lintas bidang agar material ini dapat bertransformasi dari sekadar objek laboratorium menjadi solusi nyata bagi kesehatan, energi, dan teknologi masa depan. Investasi pada penelitian fundamental, inovasi dalam teknik sintesis yang ramah lingkungan, serta uji pra-klinis dan klinis yang terstandar akan menentukan seberapa cepat nanodiamond berperan sebagai katalis perubahan di era kedokteran presisi dan teknologi kuantum.
(dr. Dito Anurogo, M.Sc., Ph.D., dosen tetap FKIK Unismuh Makassar, peneliti IMI, trainer profesional, penulis berlisensi BNSP, reviewer jurnal nasional-internasional)