Promosi Kesehatan dalam Bencana

 

Promosi Kesehatan dalam Bencana


Promosi Kesehatan dalam Bencana

Dalam beberapa tahun terakhir Indonesia banyak mengalami bencana. Mengapa? Karena Indonesia dikelilingi oleh 3 lempengan tetonik yaitu lempengan Pasifik, lempengan Eurasia, dan lempangan Hindia-Australia. Kondisi ini menyebabkan Indonesia rawan aterhadap gempa bumi, tsunami, letusan gunung api dan beberapa jenis bencana tektonik lainnya. Potensi bencana alam dengan frekuensi yang cukup tinggi lainnya adalah bencana hidrometerologi, yaitu banjir, longsor, kekeringan, puting beliung dan gelombang pasang. Frekuensi bencana hidrometeorologi di Indonesia terus meningkat dalam 10 tahun terakhir.. Bencana ini mengancam seluruh wilayah indonesia dalam skala kecil maupun besar.

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yg mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyrakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis (UU No. 24/2007).

Bencana dapat merusakkan kehidupan keluarga dan melumpuhkan tatanan sosial. Terlebih lagi jika terjadi pada masyarakat dengan sosial ekonomi rendah, potensial terjadi diskriminasi, kejahatan dan tindak kekerasan lainnya. Selain hal tersebut bencana juga akan menyebabkan masalah kesehatan seperti diare, influensa, tifus dan penyakit yang lainnya.

Situasi bencana membuat kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, anak-anak dan lanjut usia mudah terserang penyakit dan malnutrisi. Akses terhadap pelayanan kesehatan dan pangan menjadi semakin berkurang. Air bersih sangat langka akibat terbatasnya persediaan dan banyaknya jumlah orang yang membutuhkan. Sanitasi menjadi sangat buruk, anak-anak tidak terurus karena ketiadaan sarana pendidikan. Dalam keadaan yang seperti ini risiko dan penularan penyakit meningkat.

Sehubungan dengan kondisi tersebut maka perlu dilakukan promosi kesehatan agar:

  1. Kesehatan dapat terjaga
  2. mengupayakan agar lingkungan tetap sehat
  3. memanfaatkan pelayanan kesehatan yangada
  4. Anak dapat terlindungi dari kekerasan
  5. Mengurangi stres 


Kegiatan promosi kesehtan yang dilakukan:

1. Kajian dan analisis data yang meliputi:

  1. Sarana dan prasarana klaster kesehatan meliputi sumber air bersih,jamban, pos kesehatan klaster, Puskesmas, rumah sakit lapangan, dapur umum, sarana umun seperti mushola, posko relawan, jenis pesan dan media dan alat bantu KIE, tenaga promkes/tenaga kesmas, kader, relawan dan lain sebagainya
  2. Data sasaran : jumlah Ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, remaja, lansia/ orangtua, orang dengan berkebutuhan khusus dan orang sakit
  3. Jumlah titik pengungsian dan hunian sementara
  4. Jumlah pengungsi dan sasaran di setiap titik pengungsian
  5. Lintas program, lintas sektor, NGO, Universitas dan mitra lainnya yang memiliki kegiatan promkes dan pemberdayaan masyarakat
  6. Regulasi pemerintah setempat dalam hal melakukan upaya promotif dan preventif.

Dilanjutkan dengan analisis data berdasarkan potensi dan sumberdaya yang ada diwilayah terdampak bencana.

2. Perencanaan

Berdasarkan kajian dan analisis data, akan menghasilkan berbagai program dan kegiatan, dengan mempertimbangkan sumberdaya yang ada.

3. Implementasi kegiatan, yang mencakup:

  1. Rapat koordinasi klaster kesehatan termasuk dengan pemerintah setempat, NGOs, dan mitra potensial lainnya untuk memetakan programdan kegiatan yang dapat diintegrasikan /kolaborasikan.
  2. Pemasangan media promosi kesehatan berupa spanduk, poster, stiker
  3. Pemutaran film kesehatan, religi, pendidikan, hiburan dan diselingi pesan kesehatan,
  4. Senam bersama (masyarakat umum)termasuk senam lansia
  5. Konseling, penyuluhan kelompok, keluarga dan lingkungan dengan berbagai pesan kesehatan (PHBS di pengungsian)
  6. Penyelenggaraan Posyandu (darurat) integrasi termasuk Posyandu Lansia di pengungsian atau di tempat hunian sementara.
  7. Advokasi pelaksanaan gerakan hidup sehat kepada pemerintah setempat.
  8. Pendekatan kepada tokoh agama/tokoh masyarakatuntuk menyebarluaskan informasi kesehatan.
  9. Penguatan kapasitas tenaga promkes daerah melalui kegiatan orientasi promosi kesehatan paska bencana.
  10. Kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha melalui program CSR, LSM kesehatan, kelompok peduli kesehatan, donor agency
  11. Monitoring dan evaluasi program

Sasaran promosi kesehatan adalah:

1) Petugas kesehatan
2) Relawan
3) tokoh masyarakat, tokoh agama
4) guru
5) Lintas sektor
6) Kader
7) Elompok rentan: ibu hamil, anak-anak, lanjut usia
8) Masyarakat
9) Organisasi masyarakat
10) Dunia usaha

Promosi kesehatan dalam kondisi darurat untuk meningkatkan pemahaman keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS di pengungsian , yaitu:

1) ASI terus diberikan pada bayi
2) Biasakan cuci tangan pakai sabun
3) Menggunakan air bersih
4) Buang air besar dan kecil di jamban
5) Buang sampah pada tempatnya
6) Makan makanan bergizi
7) Tidak merokok
8) Memanfaatkan layanan kesehatan
9) Mengelola strees
10) Melindungi anak
11) Bermain sambil belajar

Kalender

Artikel Terkait