Penumpukan lemak dalam tubuh yang berlebihan, merupakan salah satu tanda bahwa seseorang tersebut mengalami gejala obesitas. Selain itu, obesitas juga terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara asupan energi yang masuk kedalam tubuh dan yang dikeluarkan, sehingga terjadi penumpukan dan disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Berbeda dengan dewasa, obesitas pada anak-anak akan membuat mereka menjadi rentan untuk terkena berbagai penyakit yang sulit dikelola. Dalam keterangannya, dr. Winra Pratita selaku perwakilan dari Ikatan Dokter Anak indonesia (IDAI) menyampaikan bahwa terdapat beberapa gejala klinis bagi anak yang mengalami obesitas, diantaranya adalah :
-
Wajah membulat
-
Pipi tembem
-
Dagu rangkap
-
Dinding perut yang berlipat-lipat
-
Terdapat acanthosis nigricans (bercak kehitaman di belakang leher).
Dokter Winra mengungkapkan lebih jauh, bahwa obesitas pada anak akan menimbulkan berbagai macam komplikasi penyakit mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Mulai dari depresi, kehilangan percaya diri akibat obesitas, hingga penyakit paru-paru dan kaki bengkok akibat penimbunan berat badan yang sangat masif.
Dengan demikian, beberapa tindakan pencegahan merupakan hal yang utama untuk dilakukan, seperti hindari mengkonsumsi minuman manis sejak anak usia 12 – 24 bulan, hingga membatasi jumlah asupan makanan dan memberikan anak makanan sehat seperti sayur dan buah.
Tetap kontrol asupan makanan kepada anak, agar meminimalisir adanya kemungkinan obesitas yang berakibat fatal pada tumbuh kembang dan kesehatan anak di usia mendatang. Sebagai penutup dr. Winra juga mengatakan bahwa menghargai selera makan anak, dengan memberikan makan sesuai dengan kapasitasnya dan tidak harus habis satu porsi.
Editor: Astasari
Mutiara Rani