Ayo Sehat Fest 2023

Latar Belakang

 

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mempunyai kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan dukungan dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN). SKN berperan besar sebagai acuan dalam penyusunan undang-undang tentang Kesehatan, juga dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arah pelaksanaan pembangunan kesehatan.

Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, kemajuan teknologi, dan tantangan kesehatan yang semakin kompleks, Sistem Kesehatan Indonesia telah mengalami beberapa perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Terlebih setelah pandemi COVID-19 menjadi masalah kesehatan global yang berdampak pada pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Di level nasional, pandemi mengakibatkan disrupsi terhadap ketahanan sistem kesehatan di Tanah Air. Belajar dari pandemi, maka transformasi sistem kesehatan menjadi salah satu misi yang digaungkan Kementerian Kesehatan RI.

Transformasi sistem kesehatan merupakan suatu upaya untuk mengubah sistem kesehatan yang sudah ada agar dapat lebih efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan kesehatan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan, memperluas aksesibilitas, dan mengurangi disparitas dalam kesehatan antar wilayah. Transformasi kesehatan memprioritaskan program promotif dan preventif di seluruh lini kehidupan masyarakat. Transformasi sistem kesehatan mengusung 6 pilar yang menjadi strategi atau peta jalan dalam memajukan dan meningkatkan sistem kesehatan, antara lain: (1) Transformasi Layanan Primer, (2) Transformasi Layanan Rujukan, (3) Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, (4) Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan, (5) Transformasi Sumber Daya Manusia Kesehatan, dan (6) Transformasi Teknologi Kesehatan.

Transformasi layanan primer, memperkuat aktivitas promotif preventif untuk menciptakan lebih banyak orang sehat, memperbaiki skrining kesehatan serta meningkatkan kapasitas layanan primer. Transformasi layanan rujukan, meningkatkan kualitas dan pemerataan layanan kesehatan di seluruh pelosok Indonesia. Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, memastikan ketahanan sistem kesehatan yang baik ditengah ancaman kesehatan global, mencakup produksi hingga distribusi farmalkes yang lancar dan bisa diproduksi dalam negeri. Transformasi sistem pembiayaan kesehatan, memberikan kemudahan dan kesetaraan akses layanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu.

Transformasi SDM Kesehatan, memastikan diatribusi tenaga kesehatan merata di seluruh pelosok Tanah Air termasuk di kawasan DTPK. Transformasi teknologi kesehatan, berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan bioteknologi di sektor kesehatan. Transformasi sistem kesehatan bukanlah sebuah proses yang mudah karena saat ini masih banyak masyarakat yang mengalami kesulitan dalam mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas. Demikian pula dengan disparitas kesehatan antara wilayah, masih banyak perbedaan dalam kesehatan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Transformasi sistem kesehatan diharapkan dapat mengatasi masalah ini dan memberikan aksesibilitas atau pelayanan kesehatan yang lebih baik dan lebih efisien kepada masyarakat termasuk mengurangi perbedaan dalam kesehatan antara wilayah terutama di daerah terpencil dan sulit dijangkau.

Oleh karena itu, keenam transformasi tersebut akan menjadi prioritas Kementerian Kesehatan dalam beberapa tahun ke depan. Upaya perbaikan sistem kesehatan dimulai dengan menjalin sinergi dengan seluruh stakeholder terkait termasuk dengan melibatkan masyarakat. Kementerian Kesehatan tidak mungkin kita bisa melakukannya sendiri, tetapi harus bersama-sama. Tidak mungkin Kementerian Kesehatan bisa eksklusif, Kementerian Kesehatan harus inklusif. Tidak mungkin ini berhasil kalau pendekatannya hanya pendekatan program tetapi ini harus menjadi pendekatan yang sifatnya gerakan, dimana semua komponen bangsa bisa unlocking sosial capital yang mereka miliki untuk mencapai keenam transformasi tadi sehingga tujuan pembangunan kesehatan bisa tercapai dengan baik.

Sebagai wujud partisipasi dari seluruh komponen bangsa baik itu pemerintah, akademisi, swasta (dunia usaha), organisasi kemasyarakatan, dan media massa dalam melakukan transformasi kesehatan, khususnya dalam transformasi layanan primer (memperkuat aktivitas promotif preventif untuk menciptakan lebih banyak orang sehat dan memperbaiki skrining kesehatan), maka dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional Tahun 2023, Kementerian Kesehatan mengadakan kegiatan “Ayo Sehat Festival” yaitu ajang tahunan yang disediakan oleh pemerintah berkolaborasi dengan akademisi, swasta (dunia usaha), organisasi kemasyarakatan, dan media massa untuk dapat memberikan aksesibilitas atau pelayanan kesehatan yang lebih mudah, murah (gratis), dan lebih efisien kepada masyarakat khususnya bagi masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah (tidak mampu), dengan pendekatan siklus hidup mulai dari : Ibu Hamil dan Ibu Menyusui, Bayi dan Balita, Anak, Remaja, Usia Dewasa dan Lanjut Usia. Dengan diadakannya kegiatan “Ayo Sehat Festival”, masyarakat akan merasakan manfaat serta kemudahan-kemudahan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya upaya promotif dan preventif sehingga pengetahuan, kemauan dan kesadaran masyarakat akan hidup hidup sehat bisa semakin meningkat.