Agar Terlihat Pintar: Mintalah Nasihat Bukan Memberi Nasihat

 
Program Inovasi Edukasi Kesehatan

Agar Terlihat Pintar: Mintalah Nasihat Bukan Memberi Nasihat


 
Agar Terlihat Pintar: Mintalah Nasihat Bukan Memberi Nasihat

Para pemimpin lokal, tokoh masyarakat, dan tokoh agama dikumpulkan. Lalu mengikuti presentasi demi presentasi. Mulai dengan statistik suatu masalah kesehatan serius di daerah mereka. Faktornya lalu cara menanganinya. Penutupnya adalah apa yang diharapkan dari mereka atau dengan kata lain, apa yang harus mereka lakukan.

Kepada para tokoh, kenapa sih kita justru memberi petunjuk dan bukannya meminta petunjuk? Memberi nasihat dan bukannya meminta nasihat?

Apa mungkin karena kita memandang akan terlihat buruk kalau datang tidak mampu memberi petunjuk/ nasihat/ saran? Tidak terlihat seperti ahli yang kompeten?

Dalam kajian komunikasi, yang terjadi justru sebaliknya.

Orang yang meminta nasihat justru akan dipandang sebagai orang pintar. Bukan orang yang tidak kompeten.

Ada studinya, kok. Ga main-main pula. Harvard Business School punya: Smart people ask for (my) advice: seeking advice boosts perceptions of competence. (2015). 

Kok bisa?

Ternyata meminta nasihat akan menguatkan kepercayaan diri pemberi nasihat, yang kemudian meningkatkan persepsi positifnya pada si peminta nasihat. Kurang lebih, pemberi nasihat akan mengatakan, “Ini dia orang pintar karena meminta nasihat pada saya karena saya pintar.”

Tapi ada syaratnya, yaitu: tingkat kesulitan masalah, langsung atau tidak langsung meminta nasehatnya, dan keahlian si pemberi nasihat itu sendiri. Bila masalah yang dikonsultasikan terbilang sulit, ditanyakan secara langsung pada orangnya (bukan dari pihak ketiga), dan pemberi nasihat memandang dirinya ahli untuk menangani masalah itu, maka citra pintar pada si peminta nasihat akan meningkat dari kaca mata si pemberi nasihat.

Kembali ke topik dari presentasi ke presentasi tadi. 

Karena masalah kesehatan yang dihadapi bukan remeh alias sulit (karenanya kita datang ke tempat itu), bertemu langsung dengan pemimpin lokal, tokoh masyarakat, dan tokoh agama setempat, dan mereka tentu orang yang jauh lebih paham bagaimana cara “mengatur” warga mereka, maka meminta nasihat mereka akan meningkatkan status kita sebagai orang pintar. Bukan sebaliknya. 

Justru kalau kita yang memberi nasihat, jangan-jangan dalam hati kita diremehkan. Dan kemudian diabaikan. Jangan-jangan.

WTC, 25 Agustus 2023 - RR