
Beda KAP 1.0 dan KAP 2.0

Rekan promkes Jawa Timur menanyakan apa beda model KAP 1.0 dan KAP 2.0?
Sekedar latar belakang. KAP 1.0 diwakili KAP untuk edukasi cegah stunting. Sementara, KAP 2.0 mulai dirintis sejak KAP untuk edukasi MMS.
Sekilas terlihat mirip tapi sebetulnya banyak beda. Berikut sebagian perbedaannya.
High Cognition versus Low Cognition
KAP 1.0 mengandung cukup banyak elemen high cognition atau belajar dengan berpikir serius. Dalam ToT, misalnya, sejak awal partisipan diajak mikir tentang model komunikasi partisipatif dan implikasinya terhadap output (hasil kegiatan gambar kelompok). Sebagian skenario lapangan juga mengajak warga berpikir serius, misalnya dengan body mapping (peta tubuh).
Sementara, KAP 2.0 dominan intervensi model low cognition. Tidak mengubah sikap orang melalui jalur berpikir keras tapi melalui jalur emosional atau sosial. Intervensi high cognition menjejali warga dengan pesan terperinci dan logika ilmiah agar dianalisis dan diikuti. Sebaliknya, low cognition lebih memanfaatkan keakraban, permainan, cerita atau perumpamaan menyentuh hati.
Model ini dipandang lebih sesuai bagi edukator non-expert untuk edukasi orang awam.
Edukasi Kelompok dan Perorangan
KAP 1.0 mendahulukan latihan teknik-teknik KAP perorangan, seperti penggunaan nama dalam percakapan, nonverbal dan mendengarkan. Latihan edukasi kelompok dibuat sekilas di belakang dengan asumsi partisipan akan mudah melakukannya bila sudah menguasai teknik-teknik individual.
Sebaliknya, KAP 2.0 lebih banyak latihan edukasi kelompok. Latihan teknik-teknik KAP individual dilakukan saat mempraktikkan metode edukasi kelompok. Model edukasi kelompok dikenalkan di KAP 2.0, yaitu tahap pemanasan, bermain dan belajar, belajar & bermain serta mengunci komitmen.
KAP 2.0 memang ingin mengembalikan model pembelajaran yang berbasis budaya komunal (bukan individual), yang sifatnya lebih bareng-bareng alias komunal dan bukan nafsi-nafsi.
Model Pelatihan
KAP 1.0 menggunakan metodologi Zimmerman dalam pengajaran skill, yang mencakup observation, emulation, self-control, dan self-regulation. Sementara KAP 2.0 lebih dominan pembelajaran dari pengalaman (experiential learning). Maka itu, dalam ToT, partisipan mengikuti 1 sesi edukasi (sebagai warga), 1 sesi edukasi (sebagai komunikator), & 2 pelatihan (sebagai trainer).
Ragam teknik
Untuk ToC (Training of Communicator) KAP 1.0 memiliki keragaman teknik lebih banyak di prinsip kedua, saling mendengarkan dan berbicara. Sementara, di KAP 2.0, keragaman teknik lebih terlihat di prinsip pertama, membangun keakraban. Ada 6 teknik wajib dan setidaknya, 10 teknik tambahan. Di KAP 2.0 beragam teknik mendengarkan disederhanakan ke dalam istilah lokal, yaitu nyambung. Konsep theatre of mind juga diganti dengan cerita dan perumpamaan.
Ini sebagian perbedaan. Mengingat KAP belum tuntas dikembangkan, ada kemungkinan seiring waktu perbedaannya akan semakin banyak.
WTC-2, 28 Oktober 2024 - RR