
Edukasi Jaga Gawang & Kesehatan Masyarakat

Ada cerita dari rekan nakes terkait pilot Pustu (Puskesmas Pembantu) sebagai UKM (Usaha Kesehatan Masyarakat), yang berkonsentrasi pada upaya promotif preventif, seperti edukasi warga.
Idealnya UKM adalah core business Puskesmas. Judulnya kan kesehatan masyarakat, yang mana sejak jaman dulu sudah didefinisikan mbah Winslow (1920) sebagai ilmu & seni, mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Beda dengan Rumah Sakit, UKP (Usaha Kesehatan Perorangan), yang kuratif.
Tapi gagasan UKM kelihatannya belum dipahami warga. Makanya, warga protes saat dijumpai Pustu tidak ada pengobatan, sutik menyuntik, atau obat.
Namun, betulkah hanya pemahaman warga yang belum pas?
Rasanya perlu diketengahkan cerita lain. Kali ini dari rekan-rekan promkes di Puskesmas. Ada yang mau kerja lapangan untuk edukasi masyarakat tapi tidak dapat ijin atasan. Ada pula yang suka ke lapangan tapi diomongin. Dipertanyakan komitmen kerjanya.
Dari pihak internal, persepsi edukasi warga ternyata lebih seperti kerja konselor. Duduk manis di meja dan menunggu warga muncul di depan pintu.
Menunggu warga yang ingin berhenti merokok, menurunkan berat badan, membuat anak makan lahap atau lainnya?
Bagi tenaga promkes, konsultasi teknis tentu menyulitkan karena pemahaman teknis mendalam lebih dimiliki adalah area nakes dari bidang/ program terkait.
Walaupun, bukan hendak meremehkan, edukasi pada warga yang berkeinginan mengubah perilaku (makanya datang ke sarana kesehatan) jauh lebih mudah ketimbang edukasi warga di luar sana yang tak berkeinginan. Edukasi pada orang ingin belajar mengatur makan berbeda dengan edukasi orang yang hobi makan sembarangan & mager. Apalagi dia benci dinasehati. Perubahan perilaku ada tingkatannya, kata Prochaska & DiClemente dalam TTM (Model Transtheoretical).
Atau kerja edukasi dipandang seperti guru BK? Duduk di meja, menunggu anak-anak “bermasalah”?
Mengedukasi orang-orang sakit? Edukasi tentu penting bagi mereka. Misalnya orang yang terkena stroke supaya tetap semangat. Orang yang divonis diabetes agar mengubah perilaku hidup dll.
Dan semua itu sedang dikerjakan tenaga PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit). Orangnya UKP.
Edukasi kesehatan masyarakat, tanggung jawab utama Puskesmas (UKM) tentu berbeda. Tenaga kesehatannya, termasuk promkes, mestinya bergerilya dari kampung ke kampung. Mendekati para toga toma untuk mengubah norma. Menggelar kelas edukasi berkala di balai desa, rumah warga, bawah pohon, pinggir sungai atau pematang sawah. Menguatkan armada edukator warga, yakni para kader. Area kerjanya memang di luar gedung, di kampung bersama warga.
Jadi, jangan jaga gawang. Gawang juga tidak perlu, kok. Namanya juga kan Kesmas.
Jakarta, 3 Juli 2024 - RR