
Gambar Seram Bungkus Rokok

Di bungkus rokok ada gambar. Seram-seram. Tenggorokan bolong. Gigi hancur. Paru-paru rusak, dll.
Mungkin ini strategi agar perokok berhenti atau mengurangi rokok. Atau bagi mereka yang mau mencoba merokok agar mengurungkan niatnya. Tapi bisakah?
Melihat perokok santai-santai saja membeli rokok, rasanya ada mekanisme lain yang terjadi pada dirinya. Apa yang kita pikir menakutkan sehingga mengubah perilaku mungkin ditangkap sebaliknya.
Orang yang menerima pesan visual menakutkan itu adalah subjek yang aktif mengelola pesan. Dia bisa melihat atau mengabaikan meski visual itu ada di depan mata (1). Dia juga menentukan maknanya (2).
Orang bukan objek pasif yang diam saat disasar pesan lalu otomatis berubah sesuai tujuan pesan.
Jadi begini. Ketika di depannya terpampang rokok-rokok dengan beragam gambar, belum tentu dia mau melihat apalagi mencermati gambarnya. Sama seperti kita kalau sedang berhadapan dengan bos menyebalkan. Orangnya marah-marah di depan kita tapi bukan berarti kita harus melihat wajahnya yang seram dan menyebalkan. Mata bisa bergerak ke kanan kiri melihat yang lain. Atau, kalaupun melihat ke wajah si bos, fokusnya bisa tidak di wajah. Bisa jauh ke belakang sehingga wajah si bos samar-samar. Atau, bisa juga fokus tidak sampai sehingga wajah juga samar-samar.
Bagaimana dengan suara?
Mudah. Tinggal diloskan saja. Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.
Maka itu, gambar seram bungkus rokok tidak mesti ditengok perokok. Bisa saja dilewatkan.
Berikutnya adalah pemaknaan. Sebagai subjek, makna pesan tergantung pikiran dan perasaan perokok. Gambar yang menakutkan tidak mesti membangkitkan rasa takut.
Orang bisa melihatnya sebagai tantangan. Apalagi remaja. Semakin mengerikan, semakin tertantang.
Perokok bisa juga menganggapnya sebagai kebohongan. “Yang merokok sehat-sehat saja, kok. Itu mah cuma menakut-nakuti doang.”
Perokok dari kelompok tertentu bisa melihatnya sebagai kompetitor praktik ibadahnya. Kalau tak salah, ada yang menganggap rokok berpahala, meski kelompok lain melihatnya sebagai berhala.
Kalau begitu, apakah gambar-gambar menakutkan itu tidak berguna?
Bukan begitu juga.
Mungkin tidak berguna bila dijadikan satu-satunya cara membuat orang berhenti, mengurangi, atau mengurungkan niat merokok. Tapi bila dijadikan salah satu cara yang terpadu di antara cara-cara lain, maka jelas akan berkontribusi.
Condet, 1 Oktober 2025 – RR (Forum KAP/ VA)