
Hafal dan Paham

Orang yang hafal bisa jadi melakukan. Orang yang paham belum tentu melakukan.
Dalam dunia ilmiah (barat), hafal dan paham diurutkan dalam tingkat berbeda. Paham diletakkan lebih tinggi ketimbang hafal. Makanya, dalam dunia pendidikan (sekolah), siswa yang mampu menjelaskan bobotnya lebih besar ketimbang yang mampu menyebutkan.
Tapi dalam metode KAP, menghafal itu penting, meski tanpa pemahaman. Misalnya, hafal tanda-tanda bahaya kehamilan, sebagai tanda segera beraksi. Atau, hafal cara buka tutup MMS (Tekan-Tahan-Putar Kiri), meski tidak paham mekanisme pengunci botol. Karena kalau tidak bisa buka, tablet MMS tentu tidak bisa diminum.
Untuk sejumlah perilaku, hafalan dapat mengarahkan aksi, meski tidak dipahami. Contoh nyatanya adalah kisah warga Pulau Simeulue yang kebanyakan selamat dari bencana gempa dan tsunami 2004. Saat kejadian, mereka cepat bergerak ke tempat tinggi. Tidak masuk laut mengambil ikan-ikan yang bergeletakan. Mereka teringat smong, syair yang berisi pesan tentang tanda-tanda tsunami dan cara menyelamatkan diri darinya, sering dinyanyikan/ disenandungkan sehingga hafal.
Tidak sedikit yang baru menyadari maksud syair itu setelah mengalami kejadian. Selama ini, mereka menghafal syair tanpa memahami penuh atau sebagian bahkan tidak mempercayainya.
Karena hafal itu penting, terutama untuk hal yang genting, maka KAP memaksa orang secara halus agar hafal, terutama pesan kunci.
- Lewat karena telat (kanker serviks).
- DBD demamnya menipu.
- Wolbachia itu alamiah.
- Kuman TB tak selalu bikin ngeri, karena bisa kalah, menang, seri.
- 3E: Enak makan, enak badan, enak tidur (manfaat MMS).
Caranya dengan
- repetisi (diucapkan orang berulang dengan pancingan edukator),
- rima-irama (yang khas),
- gerak tubuh (yang menggambarkan perilaku),
- elaborasi (rincian agar lebih paham), dan
- cerita/perumpamaan atau yang bisa dibayangkan.
Jadi, dalam KAP, pemahaman merupakan salah satu cara membantu hafalan. Pemahaman bukan segalanya karena memahami sesuatu tidak menjamin melakukannya. Lihat saja, berapa banyak ahli gizi yang memiliki masalah gizi? Atau dokter yang merokok? Padahal, mereka kan sangat paham.
Bidakara, 3 Oktober 2025 – RR (Forum KAP/ VA)