Program Inovasi Edukasi Kesehatan

Indikator keberhasilan kegiatan KAP


 
Indikator keberhasilan kegiatan KAP

Rekan akademisi atau pemegang program yang kebetulan tertarik dengan metode KAP biasanya suka bertanya, “Ada alat atau form untuk ukur keberhasilan kegiatan KAP?”; “Bagaimana mengukur perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan norma setelah kegiatan KAP?”

Menanggapi itu, para praktisi KAP merujuk pada proses ketimbang output. Patokan kegiatan KAP yang lumayan berhasil adalah hal-hal yang mudah diamati.

Kalau dalam proses kegiatan para ibu balita tertawa, bergembira, ramai bercerita atau berpendapat, maka itu tanda keberhasilan yang penting. Kalau mereka jadi saling berkawan, terlihat dari tuker-tukeran no HP atau sekedar mengobrol dengan kawan baru, maka itu juga indikator keberhasilan.

Yang paling dicari-cari para praktisi KAP adalah repeat order. Ini sekedar istilah saja. Kalau ibu-ibu atau warga peserta kegiatan bertanya, “Bu Bidan, kapan lagi buat kegiatan seperti ini?”; “Bu Bidan bulan depan seperti ini lagi, ya?”; wah itu tanda mencolok bahwa kegiatannya berhasil.

Buat praktisi KAP, proses menjadi penting karena kegiatan edukasi itu mesti berkala, berlanjut dan bukan hit and run. Karena itu, warga mesti bisa menikmati kegiatan KAP. 

Kalau kegiatan KAP baru berlangsung lalu ibu-ibu bertanya, “Bu Bidan, ini sampai jam berapa ya?”’ “Bu Bidan, boleh saya pulang duluan? Mau masak?” dan lain-lain, maka kegiatannya dipertanyakann.

Mendapat penjelasaan semacam demikian, beberapa rekan akademisi atau pemegang program memburu lebih lanjut. “Tapi kan secara program kita perlu tahu, bagaimana output dan outcome-nya?”

Pada yang demikian, praktisi KAP akan merespon, “Hmm, seperti anak sekolah, baru masuk kelas, baru 1 JPL apakah boleh langsung kita buatkan ujian untuk mengukur capaian pembelajaran?” 

Paling tidak, anak sekolah mesti sekolah setengah semester dulu. Baru ada UTS. Jadi, yang paling penting, konsisten dan semangat datang dulu saja. Nikmati kelas bersama guru dan kawan-kawannya. Setelah itu, baru kita bicara tentang capaian belajar.

Lombok Barat, 26 Januari 2024 - RR