Jangan langsung beritahu solusi

 
Program Inovasi Edukasi Kesehatan

Jangan langsung beritahu solusi


 
Jangan langsung beritahu solusi

Jangan mentang-mentang sudah tahu duluan lalu langsung memberitahu. Edukator kesehatan memang sudah tahu lebih dulu dibanding kebanyakan siswa SD masalah kanker serviks dan apa solusinya. Dia tahu kanker serviks salah satu pembunuh utama perempuan, yang disebabkan oleh virus HPV. Dia tahu imunisasi HPV anak SD kelas 5 & 6 adalah cara efektif mencegahnya. Namun demikian, bukan berarti dia mesti langsung memberi tahu.

Kalau ingin siswa-siswi lebih partisipatif, sehingga muncul rasa memiliki pada hasil pembelajaran, maka sebaiknya komunikator lebih bersabar, jangan langsung memberi tahu, khususnya untuk urusan solusi. Berikut sejumlah skenario, dari yang paling ideal sampai yang minimalis.

Bahas masalah lalu siswa menemukan solusi sendiri. Saking menghayati pembahasan masalah kanker serviks, yang membunuh 1 perempuan setiap jamnya, siswa yang sudah pernah mendengar bisa tergerak mengangkat tangan dan menyampaikan apa yang dia suah tahu.

“Kak, kanker serviks kan bisa dicegah dengan imunisasi. Nanti dikasih gratis, kan, ya?”

Bahas masalah lalu siswa sendiri bertanya tentang solusi. Kalau pun siswa tak paham solusi, namun bila pembahasan masalah mengena emosi, siswa akan terpicu bertanya pada edukator.

“Kak, apa ada cara supaya tidak kena kanker serviks?”

Saat itulah edukator menyampaikan solusi: imunisasi HPV.

Bahas masalah lalu permudah siswa untuk menemukan solusi. Misalnya, ajak siswa bernyanyi. Lagunya sendiri mengandung informasi tentang kanker serviks yang berbahaya dan solusinya: imunisasi HPV. Setelah bernyanyi berkali-kali, edukator tinggal bertanya.

“Adik-adik, lagu tadi tentang apa ya?”

“Cara mencegahnya bagaimana?” 

Bahas masalah lalu bertanya dan minta ijin menjelaskan dengan cerita. Ini termasuk yang agak minimalis. Sehabis membahas masalah kanker serviks, edukator bertanya pada siswa-siswa.

“Kira-kira, menurut adik-adik bagaimana cara mencegah kanker serviks? 

(Tidak ada yang tahu)

“Mohon ijin, bolehkah kakak bercerita cara mencegahnya?”

“Boleh, kak!”

Saat dibolehkan, sebetulnya siswa-siswi membuka pagar mereka dan siap mendengarkan cerita kakak edukator. 

Walaupun minimalis, masih jauh lebih lumayan dibanding langsung nyerocos langsung tentang solusi: imunisasi HPV. Bukan apa-apa, kalau kebutuhan atau minimal rasa ingin tahu belum muncul, sulit menjual ide imunisasi HPV.

 

Makassar, 19 Juli 2024 - RR