Program Inovasi Edukasi Kesehatan

Kanker Sangat Ditakuti Tapi Kurang Dipahami


 
Kanker Sangat Ditakuti Tapi Kurang Dipahami

Kanker itu sangat ditakuti tapi kurang dipahami warga. Kurang lebih, demikian pembelajaran dari hasil Survei UNICEF Nielsen Kuartal 4 2024. 

Sejumlah 2000 orang yang diambil acak di 6 kota besar di Indonesia, yaitu Medan, DKI (Jabodetabek), Bandung, Semarang, Surabaya, dan Makassar diminta menyebutkan 3 penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian pada perempuan. Jawaban yang terkumpul:

  • Kanker payudara                  : 30,4%
  • Kanker                                  : 26,4%
  • Tidak tahu                             : 25,5%
  • Jantung                                 : 23,1%
  • Kanker serviks (leher rahim) : 19,0%

Kanker terlihat sangat dominan sebagai penyakit pembunuh perempuan. Penyakit-penyakit lain yang sebetulnya muncul dalam statistik, seperti hipertensi, stroke, diabetes, dan TBC, berada di luar 5 besar dalam benak warga. 

Pertanyaan selanjutnya adalah: apakah warga paham apa itu kanker? 

Maka itu, dilemparlah pertanyaan susulan, Sepengetahuan Anda, apa itu kanker?  Hasilnya sbb.

  • penyakit serius/ ganas/ bahaya/ mematikan 51,5%
  • pertumbuhan sel/ daging berbahaya/ tak terkontrol atau normal rusak jaringan tubuh 17,3%
    tidak tahu 14,6%
  • penyakit yang sulit disembuhkan/ tidak ada obat 4,1%
  • penyakit yang disebabkan virus/ bakteri/ parasit ganas dalam tubuh 2,3%
  • penyakit yang dapat menyebar ke seluruh tubuh 1,8%
  • penyakit yang merusak sel-sel dalam tubuh 1,7%
  • penyakit yang merusak organ-organ tubuh 1,5%
  • penyakit yang menyerang di dalam tubuh 1,4%

Ternyata, kebanyakan warga hanya melihat kanker dari sisi keseriusan/ keganasan/ bahaya. Sekitar 52% memahami kanker dari sisi itu. Sementara, hanya sedikit yang dapat menyampaikan pengertian dasar, yaitu pertumbuhan sel tidak normal (17,3%). Sekitar 15% mengatakan tidak tahu apa itu kanker.  Selebihnya, lagi-lagi, mengangkat keseriusan/ bahaya penyakit tapi dalam contoh yang lebih spesifik, seperti penyakit sulit disembuhkan/ tidak ada obat (4%), disebabkan virus/ bakteri/ parasit ganas (2%), dan lain sebagainya.

Biasanya, ketakutan terhadap suatu penyakit berbanding lurus dengan tingkat pemahaman. Warga menjadi takut karena mendengar berita kematian akibat penyakit tertentu tapi tidak paham apa dan bagaimana penyakit itu. Lalu, muncullah spekulasi, dugaan, dan prasangka. Dalam kondisi semacam ini, stigma mudah tumbuh. 

Jalan utama untuk mencegah adalah edukasi. Dengan pemahaman yang baik, ketakutan warga tidak berkembang menjadi stigma masyarakat tapi sumber motivasi berperilaku hidup sehat.

 

 

Condet, 27 Februari 2025 – RR.