
KAP Kelompok berdasarkan tingkat penerimaan (imunisasi)

Tingkat penerimaan orang tua terhadap imunisasi berbeda-beda. Ada yang menerima, ragu-ragu, dan menolak. Perlu pendekatan edukasi/ persuasi berbeda untuk setiap kelompok itu.
Dalam edukasi kelompok, komunikator dapat memanfaatkan metode KAP (Komunikasi AntarPribadi) dengan penekanan berbeda.
Langkah lengkap KAP edukasi kelompok mencakup 1) Pemanasan, 2) Bermain & belajar, 3) Belajar & bermain, serta 4) Kunci komitmen.
Langkah pemanasan diperlukan karena orang kita lebih mudah diajak saat sudah akrab. Kalau sudah ketawa ketiwi dan nyaman ngobrol, orang jadi terbuka dan mau mendengarkan gagasan baru.
Langkah bermain dan belajar adalah waktu belajar seputar masalah. Bahaya penyakit, cara penularan, dll. Solusi (imunisasi) tidak disebut-sebut karena orang perlu memahami masalah yang dihadapi terlebih dahulu, baru kemudian solusi (imunisasi). Dan namanya juga bermain & belajar, maka langkah ini dijalankan dengan permainan menyenangkan.
Langkah ketiga, belajar dan bermain membahas solusi (imunisasi). Idealnya, solusi diangkat warga sendiri. Kalaupun tidak, komunikator dapat memandu warga untuk mengenali solusi (tanpa mendikte). Pilihan terakhir, komunikator meminta ijin pada warga untuk menyampaikan solusi.
Langka keempat adalah kunci komitmen. Karena orang kita kalau mengatakan iya, belum tentu berarti iya, maka perlu proses lebih lanjut untuk membentuk komitmen.
Pada kelompok menerima, ragu, dan menolak imunisasi, perlu penekanan berbeda. Untuk kelompok menerima, 4 tahap bisa dilaksanakan. Namun, saat waktu terbatas, komunikator dapat mengutamakan langkah 3, belajar dan bermain atau sesi belajar solusi (imunisasi).
Untuk kelompok ragu-ragu,, penekanannya adalah pada langkah kedua atau bermain & belajar. Mereka perlu memahami masalah (penyakit) yang dihadapi. Pembahasan solusi atau imunisasi (belajar & bermain), hanya dilakukan bila mereka telah memahami masalahnya.
Untuk kelompok menolak, penekanannya adalah langkah pertama atau pemanasan. Jika belum tertawa, jangan coba-coba masuk ke pembahasan masalah (bermain dan belajar). Di tahap pembahasan masalah, maka bahaslah masalah secara netral. Jangan sampai meng-indikasikan solusinya atau imunisasi. Di sini, komunikator dapat menerapkan taktik indirect (tidak langsung), implisit (tersirat), atau zoom out (membahas masalah yang lebih besar sehingga mudah diterima). Maksudnya adalah agar orang tidak terpicu menarik diri dari percakapan secara instan.
Pada kelompok menolak, walaupun hanya sampai langkah pembahasan masalah, jangan berkecil hati. Itu capaian serius. Membuat kelompok menolak mendengarkan komunikator bukan kaleng-kaleng.
Bandung, 5 September 2024 - RR