KAP untuk ngider sehat

 
Program Inovasi Edukasi Kesehatan

KAP untuk ngider sehat


 
KAP untuk ngider sehat

Dinkes suatu kota mengirim surat ke Forum KAP meminta sesi pelatihan bagi tim nakes yang akan menjalankan kegiatan Ngider Sehat. 

Asyiiiik! Ini dia kegiatan penuh tantangan. Kalau berhasil, nakes akan menikmati interaksi dengan warga dan warga sendiri semakin mengenal nakes-nakesnya dan syukur-syukur mengikuti saran mereka. 

Tapi kalau tidak berhasil, bisa berabe. Karena buat capek dan ke depan jadi kurang pede. 

Maka itu, perlu persiapan cukup matang. 

Pertama, pelajari rute ngider. Bukan harga mati tapi paling tidak, tim tahu peta perjalanan yang dijalani atau sebaiknya dihindari dan memperkirakan waktu setiap titiknya. 

Pelajari dulu di mana titik-titik orang-orang berkumpul sehari-hari dan jam berapa. 

Waktu mendampingi tim di Jakarta Utara dulu banget, ditemukan ternyata pada pagi hari ibu-ibu yang punya balita banyak berkumpul di titik berhenti odong-odong. Lebih pagi, di warung sayur tapi tidak spesifik. Pagi sampai siang di sekolah, khususnya SD dan PAUD. 

Setiap daerah bisa berbeda-beda. Makanya, pelajari atau minta tolong kader mempelajari. 

Kedua, siapkan stok skenario dan metode yang pas. Untuk kumpulan ibu-ibu yang sedang kumpul di PAUD, kira-kira bagaimana masuknya? Bagaimana pemanasannya? Bagaimana cara belajarnya? Bagaimana teknik kunci komitmennya? Berapa lama durasinya? 

Untuk ibu yang sedang jalan santai di kampung, bagaimana menyapanya? Bagaimana bangun keakrabannya? Apa pertanyaan yang bisa membuatnya tertarik bercerita, walau sebentar? Bagaimana cara persuasinya? Dan semuanya itu mesti dilakukan dalam hitungan kurang dari 4 menit. 

Kepada bapak-bapak yang sedang ngopi, bagaimana memulai percakapannya? Bagaimana cara membuat ego mereka dihargai tapi dalam waktu yang sama mudah diedukasi? 

Yang ketiga, setelah selesai kerja, jangan lupa debrief tim. Minta anggota tim menceritakan pengalaman dari kacamatanya. Kumpulkan pembelajaran-pembelajaran berharga. Pelajari apa yang efektif dan tidak. 

Tidak ada yang lebih berharga dari pada pembelajaran dari praktik lapangan. Teori-teori dari buku-buku atau pelatihan-pelatihan kadang tidak berlaku di lapangan. 

Setelah itu, jangan lupa share ke teman-teman nakes lain. Termasuk ke forum ini. 

 

Jogja, 13 September 2024 - RR