Kebanyakan ketawa-ketiwi di edukasi KAP

 
Program Inovasi Edukasi Kesehatan

Kebanyakan ketawa-ketiwi di edukasi KAP


 
Kebanyakan ketawa-ketiwi di edukasi KAP

Di suatu forum seorang jurim (juru imunisasi) bercerita atasannya menegur halus. “Apa tidak kebanyakan ketawa itu sesi edukasinya. Mungkin pelajarannya perlu diperbanyak?”

Jurim itu bingung, bagaimana menanggapi atasan?

Pertanyaan untuknya, “Bagaimana perasaan Ibu menjalankan sesi edukasi yang banyak ketawa-ketiwi itu? Apakah Ibu senang, terpaksa, atau tersiksa?”

Tegas beliau jawab, “a, senang!”

Sedikit latar belakang. Tak sedikit jurim kurang semangat memberi edukasi imunisasi. Gara-garanya, tanggapan warga yang negatif.

Imunisasi memang tidak selalu diterima dengan tangan terbuka. Di belahan sana, ada daerah-daerah penuh tantangan. Di forum lain seorang nakes pernah bercerita pengalaman miris:

“Kalau bicara MR, saya lempar Ibu keluar jendela!” ujar pak kades. Perlakuan traumatis baginya.

Dengan jurim senang mengedukasi, ini poin sangat bagus. Dalam perspektif kerja lapangan: jangan bicara efektivitas intervensi dulu tapi pastikan dulu komunikator senang memberi edukasi.

Percuma dinilai efektif tapi komunikatornya sendiri  tidak menikmati atau malah tertekan mental. Kalau tak senang, jangan harap komunikator akan melakukan kegiatan edukasi berulang-ulang. Di sini, kita bicara sustainability atau keberlanjutan edukasi.

Tapi keberlanjutan bukan urusan satu pihak. Bukan hanya komunikator, warga yang diedukasi pun mesti merasa senang. Mereka mesti senang datang meski tidak diberi uang. Kalau kedua pihak sama-sama senang, potensi keberlanjutan terbentang.

Terkait (muatan) pelajaran, intinya, komunikator tak boleh memicu warga bereaksi negatif, bosen, bingung, atau sampai curiga. Karenanya, perlu metode tertentu. 

Pada warga yang sensi imunisasi, komunikator tidak boleh lugu, langsung main ajak. Bisa langsung menolak atau malah marah-marah mereka. 

Ketawa-ketiwi adalah metode. Orang Indonesia kalau sudah tertawa akan lebih terbuka. 

Iya, porsi pelajaran imunisasi jadi minimalis. Tapi, yang penting kan warga mau menerima pesan.

Balik ke urusan menanggapi atasan, rekan nakes tadi bisa menyampaikan hal-hal berikut.

* Berterimakasih karena atasan telah mengamati & menemukan hal-hal yang perlu diperbaiki

* Sampaikan pengalaman Anda & warga senang dengan sesi edukasi (bahkan ada repeat order)

* Banyak ketawa-ketiwi adalah strategi agar warga lebih mudah diajak 

* Ke depan akan diperbaiki

 

WTC – 3 Januari 2025 - RR