
Kolaborasi Praktisi KAP dan Praktisi KAP PKRS

Siang tadi (2/10/24) sejumlah praktisi KAP bertemu praktisi KAP PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit) dalam zoom. Diskusi singkat tentang kolaborasi pengembangan KAP dalam konteks PKRS.
Demi kesehatan bersama, posisi PKRS penting karena banyak upaya prevensi, khususnya, intervensi perubahan perilaku warga, berlangsung di dalam gedung RS. Secuil contoh: minum obat sesuai anjuran, perbaikan pola hidup (makan, istirahat, kerja, dll), imunisasi, pengasuhan bayi, dll.
Kegagalan upaya edukasi dan persuasi di sana berisiko memunculkan masalah baru, seperti penyakit resisten obat, meluasnya transmisi penyakit, keparahan penyakit pasien, dan lain-lain.
Sebaliknya, keberhasilan intervensi perubahan perilaku akan ikut membereskan banyak masalah kesehatan masyarakat.
Dari sisi pengembangan metode KAP, posisi PKRS menjadi penting karena sejumlah hal.
Pertama, teori tentang waktu penting intervensi perubahan perilaku menunjuk RS sebagai satu titik strategis. Ada yang namanya clean slate atau lembar baru di mana mana orang melihat ke depan dan melupakan yang kemarin-kemarin. Katanya, peluang keberhasilan intervensi perubahan perilaku lebih besar. Banyak lembar baru di Gedung RS adalah saat orang sembuh dan bersiap pulang rumah, sehabis selamat jiwanya, sehabis melahirkan, dll.
Kedua, teknik-teknik KAP saat ini lebih banyak dikembangkan dari praktik-praktik di nakes promkes di Puskesmas. Teknik-teknik KAP untuk konteks di dalam gedung masih terbatas. Demikian juga teknik-teknik KAP luar gedung bagi PKRS, yang perannya dalam edukasi warga agak berbeda dengan nakes promkes. Kolaborasi bersama praktisi KAP dan PKRS penting dalam mengisi kesenjangan ini.
Seperti model pengembangan KAP selama ini, kolaborasi praktisi KAP dan PKRS berjalan dengan pendekatan pembelajaran bersama, berbasis pengalaman, terdokumentasi, lalu dilanjut scaling up dengan pelatih-pelatih dari PKRS itu sendiri.
Konkrit kegiatannya begini.
1. Sesi pelatihan KAP bagi praktisi PKRS (ToC – Training of Communicator)
2. Praktisi PKRS membawa pulang pembelajaran ToC ke tempat kerja masing-masing
3. Diskusi via WAG untuk menangkap pembelajaran-pembelajaran toC dan aksi di tempat kerja
4. Mulai menuangkan pembelajaran-pembelajaran penting ke dalam modul KAP PKRS
5. Sesi pelatihan KAP lanjutan (ToC 2)
6. Kembali lagi, praktisi PKRS menerapkan pembelajaran pelatihan di tempat kerja masing-masing
7. Meneruskan diskusi via WAG untuk menangkap pembelajaran-pembelajaran penting
8. ToT (Training of Trainers) bagi praktisi PKRS
9. Finalisasi dan publikasi modul
10. Kegiatan ToC oleh para pelatih PKRS.
Sekarang, masuk perencanaan tahap 1. Masih panjang tapi semangat, yuk!
WTC-2, 2 Oktober 2024 - RR