
Komunikasi adalah mendengarkan

Hario Megatsari
Pengertian sederhana dari proses komunikasi adalah terjadinya pertukaran pesan, ide, gagasan dari komunikator kepada komunikan. Dari pengertian sederhana ini, banyak yang menganggap bahwa pertukaran tersebut (pesan, ide, gagasan) didominasi oleh kemampuan bicara yang baik. Sehingga ada yang mempersepsikan bahwa komunikasi adalah seni berbicara.
Persepsi diatas tidak sepenuhnya salah, namun tidak sepenuhnya benar. Jika kita, sebagai komunikator, ingin memastikan pesan, ide, gagasan kita dipahami oleh komunikan, ternyata tidak hanya kemampuan wicara kita yang baik, tapi ada satu aspek penting lain yang perlu kita perhatikan, yaitu MENDENGARKAN. Mendengarkan, merupakan aspek penting yang kebanyakan terlupakan oleh komunikator dalam berkomunikasi.
Menurut KBBI, mendengarkan mempunyai dua arti: (1) mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh; memasang telinga baik-baik untuk mendengar; (2) memperhatikan; mengindahkan; menurut (nasihat, bujukan, dan sebagainya). Dalam bahasa Inggris, diksi untuk kata mendengarkan, lebih condong ke listening. Berdasarkan Merriam-Webster Online Dictionary, to listen is “to pay attention to sound, to hear something with thoughtful attention, to be alert to catch an expected sound” (“Listen”, 2020, n.p.).
Adler, et all tahun 2001 menyatakan dalam riset mereka bahwa, orang dewasa menghabiskan 70% waktunya untuk berkomunikasi. Dari 70% waktu untuk berkomunikasi, terbagi menjadi sebanyak 45% untuk mendengarkan, 30% untuk berbicara, dan sisanya adalah dalam bentuk menulis dan membaca. Janusik & Wolvin, pada tahun 2009 menyimpulkan bahwa dalam lingkungan tertentu seperti pekerjaan, keluarga/teman, rata-rata, kita menghabiskan setidaknya 50% dari hari kita untuk mendengarkan orang lain atau media. Sehingga, alasan paling jelas mengapa mendengarkan itu penting, terutama dalam komunikasi antar pribadi, adalah karena ada kemungkinan kita salah dalam menafsirkan suatu informasi penting. Jika hal itu terjadi, maka kita tidak akan merespons dengan tepat dan efektif.
Allah SWT memberi kita 2 mata, 2 telinga dan 1 mulut. Kira-kira hikmah yang bisa diambil adalah Allah meminta kita untuk lebih banyak melihat dan mendengarkan daripada berbicara. Tidak mudah menjadi pendengar yang baik, dibutuhkan positive thinking, rendah hati, tidak sombong dan yang terpenting adalah kesabaran.
Beberapa tautan menarik terkait dengan mendengarkan (listening):
1. https://www.researchgate.net/publication/285272127_What_is_listening