Komunikasi nonverbal dalam edukasi terbatas waktu

 
Program Inovasi Edukasi Kesehatan

Komunikasi nonverbal dalam edukasi terbatas waktu


 
Komunikasi nonverbal dalam edukasi terbatas waktu

Komunikasi nonverbal sangat penting dalam edukasi terbatas waktu, seperti di meja layanan. 

Karena lebih cepat sampai pada orang dibandingkan pesan kata-kata, maka persiapkan benar-benar komunikasi nonverbal untuk kontak pertama. 

Antisipasi betul. Sambut orang datang dengan senyum, tangan, dan tubuh.

Jangan sampai orang melihat kita sedang sibuk pakai HP, mengisi form atau malah mengobrol.

Kontak pertama penting dalam membangun suasana hati. Ingat, nonverbal menyasar emosi, bukan pikiran. Kalau orang mendapat pesan nonverbal kurang menyenangkan (misalnya, kita asyik mengobrol dengan rekan kerja, sementara orang sedang sedih), maka wajar bila orang kesal. Kalau di awal sudah kesal, berat membuatnya jadi senang.

Kalau dimulai dengan suasana hati senang, kita lebih mudah “membuka pagar” orang.

Bagaimana caranya?

Pertama-tama, selaraskan dulu komunikasi nonverbal kita dengan orang. Kalau orang bicara dengan suara dan wajah ceria, ceriakan  pula suara dan wajah kita. Kalau dia bicara dengan wajah dan suara khawatir, maka ikuti. Jangan malah senyum-senyum tapi lirihkan suara kita. 

Dengan begitu, kita menunjukkan rasa empati sehingga tumbuh rasa percaya pada orang.

Kedua, tunjukkan kita mendengarkan secara nonverbal. Mulai dengan bertanya agar orang cerita. Bukan hanya mendapat cerita, kita pun akan mendapatkan perhatian orang.

Kok, bisa?

Iya, saat orang berbicara, perhatiannya ditunjukkan 100% pada kita.

Saat orang bicara kita tunjukkan, baik verbal maupun nonverbal bahwa kita menyimak betul. Secara nonverbal, tunjukkan dengan mengangguk-angguk, mulut bentuk huruf O (kalau agak kaget/ khawatir), beri jempol (kalau kagum), atau lainnya.

Maka, hukum timbal balik dalam kebaikan akan berlaku. Merasa dihargai karena kita mendengarkan, maka saat giliran kita bicara, orang akan membalas dengan mendengarkan kita. 

Lalu, bagaimana memastikan orang mendengarkan dan menerima pesan kita?

Kembali lagi, manfaatkan komunikasi nonverbal. 

Saat menyampaikan pesan, cobalah sambil mengangguk sekali atau dua kali. Kalau orang ikut mengangguk, tandanya dia mengikuti dan menerima pesan yang kita sampaikan.

Semua itu terjadi karena komunikasi nonverbal lebih otentik alias ori (dari hati). 

 

WTC-2, 10 Januari 2025 - RR