Marah-marah Ubah Perilaku Adiktif?

 
Program Inovasi Edukasi Kesehatan

Marah-marah Ubah Perilaku Adiktif?


 
Marah-marah Ubah Perilaku Adiktif?

Seorang teman bercerita suaminya yang diabetes sudah diperingati keras, “Kalau terus minum itu coca cola, bisa rusak total ginjalmu! Lewat kamu nanti!”

 

Namun, sang suami tetap minum. Tak lama berselang, dia lewat beneran.

 

“Mau bagaimana lagi? Sudah saya marah-marahi tapi tidak mau berubah,” ujarnya.

 

Saya tahunya belakangan. Jadi, tak pantas memberi nasihat. Namun, kepada teman-teman atau keluarga perlu disampaikan, minuman atau makanan manis itu adiktif. Membuat ketergantungan serius. Jangan dianggap lucu-lucuan. Kalau sudah adiktif, susah lepas.

 

Jadi, jangan salahkan orang. Orangnya ngerti tapi tubuhnya memaksa. Pikirannya pusing bila tidak memenuhi nafsu. Tubuhnya digoncang-goncang. Dia kehilangan kontrol atas tubuhnya.

 

Juga jangan marah-marah. Karena marah-marah tidak bisa menghilangkan adiksi. Jangan-jangan malah back fire, karena membuat kontrol diri orang semakin lemah. Bentengnya jadi rapuh. Nafsu tubuhnya yang menang.

 

Orang mesti belajar teknik-teknik perubahan perilaku adiktif. Tidak bisa sekedar menakut-nakuti (fear approach), misalnya dengan kematian. Ketakutan sifatnya sesaat. Sebentar berubah, besok ketika lelah atau tidak mood, orang kehilangan kontrol lagi. Nasfu tubuhnya yang menang.

 

Banyak metode di luar sana yang bisa dipelajari untuk mengajak orang yang mengalami adiksi. Misalnya, Harvad Health mengedepankan 5 langkah

1. Tetapkan tanggal berubah bermakna. Jadi jangan asal mulai. Mungkin hari ulang tahun. Idul Fitri atau saat bermakna lainnya.

2. Ubah lingkungan. Jangan ada atau sembunyikan minuman makan manis di rumah supaya orang tidak terpicu. 

3. Buat kegiatan pengalihan. Supaya nafsu bisa dicuekin. 

4. Kalau mau berhenti, ingat usaha yang banyak sudah dilakukan. 

5. Cari dukungan orang lain.

 

Ada lagi yang model latihan kontrol nafsu. Seperti otot, kontrol nafsu perlu dilatih bertahap. Kalau kita kuat, nafsu mudah dikontrol.

 

Kalau muncul nafsu minum atau makan manis, jangan reaktif. Jangan langsung bereaksi karena kita manusia tidak seperti binatang. Coba tunda sebentar. Namai perasaan lalu ambil kendali. “Hmm, kelihatannya ada yang nafsu minum makan manis nih. Ok, saya tahu. Tapi saya yang atur. Saya minum manis 30 menit lagi. Tidak boleh sekarang.”

 

Awalnya 30 menit menunda. Besoknya lebih lama. Besok-besoknya lebih lama lagi. Syukur-syukur jadi seminggu sekali, sebulan sekali dan akhirnya tidak sama sekali.

 

Ada pula yang menyasar ke pemicunya. Entah stress, kelelahan atau lainnya. 

 

Singkatnya, di luar sana banyak metode yang boleh dicoba atau diramu-ramu. Jangan cuma marah-marah. Tidak berguna itu.

 

WTC, 22 September 2023 - RR