Program Inovasi Edukasi Kesehatan

Merumuskan pesan KAP


 
Merumuskan pesan KAP

Jadi, bagaimana caranya merumuskan pesan KAP?

Caranya sama seperti merumuskan pesan komunikasi perubahan perilaku. Konsep sama. Bedanya waktu eksekusi (menurunkan konsep). Misalnya, waktu buat tagline (dalam KAP: ujaran kunci), KAP lebih fleksibel mengikuti budaya dan gaya bahasa setempat.

Dalam tataran konsep, pesan terdiri dari 2 elemen. Konten teknis (perilaku yang disasar) dan sumber motivasi (hal yang menarik perhatian, membuat orang berpikir, menginspirasi, menakutkan, dll).

Contoh konten teknis

  • Minum MMS setiap hari satu butir selama kehamilan
  • ASI Eksklusif sampai 6 bulan
  • Minum TPT (Terapi Pencegahan TBC)

Tak ada yang memotivasi dalam konten teknis (kecuali, bagi pemegang program). Konten teknis tak bisa jadi pesan komunikasi dengan sekedar menambah kata: Ayo!

Ayo, Bumil minum MMS, ya!;Ayo, lakukan 6 langkah cuci tangan pakai sabun!

Pesan yang hanya berisi konten teknis hanya efektif jika khalayak adalah robot atau hidup di jaman otoritarian (yang manut-manut), seperti jaman orba dulu. 

Di jaman “pasar bebas”, orang mesti diberi pemancing perhatian, rangsangan berpikir, inspirasi, suntikan semangat, rasa takut, penasaran, contoh atau malah tekanan masyarakat atau lainnya. Misalnya, 

  • MMS buat persalinan ibu lancar dan otak anak pintar 
  • Anak bisa jadi sangat sayang orang tua
  • Orang serumah atau yang pernah ngobrol nantinya akan sakit TBC

Pesan komunikasi menggabungkan 2 elemen. Contoh rumusan versi lugu amat:

  • MMS buat persalinan ibu lancar dan otak anak pintar. Karena itu, minum MMS…. 
  • Orang serumah atau yang pernah ngobrol nantinya akan sakit TBC, kecuali minum TPT.
  • Anak akan jadi sangat sayang orang tua, kalau diberi ASI Eksklusif sampai 6 bulan.

Tapi, opsinya kan banyak? 

ASI Eksklusif juga bisa kebalkan anak dari penyakit, menghemat pengeluaran rumah tangga, praktis, mengembalikan bentuk tubuh ibu, kontrasepsi, cegah kanker, dll?

Nah, ini gunanya edukator memahami betul orang-orang yang ingin dipengaruhi. Pakai kacamata mereka. Pelajari pikiran dan perasaannya. Gunakan teori-teori untuk bantu indentifikasi.

Edukator perlu pilih elemen sumber motivasi yang tokcer. Jangan semua-mua disampaikan.

 

 

Condet, 12 Februari 2025 - RR