Program Inovasi Edukasi Kesehatan

Model percakapan edukasi waktu terbatas


 
Model percakapan edukasi waktu terbatas

Salah satu model percakapan yang dapat diandalkan dalam edukasi waktu terbatas adalah yang berangkat dari bertanya. Tapi bukan bertanya basa-basi, seperti acapkali dilakukan sales asuransi kurang berpengalaman. 

Contoh bertanya basa-basi:
Sales    : “Kalau boleh tahu, investasi Bapak apa saja ya?”
Bapak    : “Menabung, tanah, dan sedikit emas.”
Sales    : “Wah, semua itu berisiko. Tabungan digerus inflasi dan pajak. Tanah, susah dijual….”
Bapak    : “..?”
Sales    : “Ini saya ada investasi yang lebih aman dan menguntungkan….”
Bapak    : “..?”

Lama-lama, banyak yang lari dari orang semacam itu. 

Pilihan yang lebih elegan adalah bertanya lalu ikuti dengan mendengarkan baik-baik. Kemudian, bila memungkinkan, apresiasi, dan barulah sampaikan pesan. Dalam KAP, model ini disingkat sebagai DAK (Dengarkan-Apresiasi-Klarifikasi).

Berikut contoh bertanya lalu DAK:

Kader    : “Bu Sri, sudah mulai olahraga belum?”
Ibu    : “Sudah, bu Kader. Jalan kaki keliling kampung.”
Kader    : “Wah, bagus itu, bu Sri. Berapa lama jalannya?”
Ibu    : “Ga sampai 30 menit, sih. Abis subuh mulai sampai 20 menit… sudah lumayan cape.”
Kader    : “Pagi-pagi? Masih sepi jalanan, dong, bu Sri?”
Ibu    : “Iya, bu Kader. Paling cuma 1-2 motor yang lewat.”
Kader    : “Masih segar udara itu, bu Sri. Polusi belum banyak. Hebat bu Sri bisa pagi-pagi begitu. Saya juga maunya pagi-pagi seperti bu Sri. Tapi yah, anak dan suami rewel. Jadinya, yah olahraga siangan, dengan polusi deh.”
Ibu    : ……. (senyum senang)
Kader    : “Nah, ibu Sri sih tinggal tambah waktunya, 10 menit lagi. Jadi, 30 menit. Karena…….”
Ibu    : “Oh begitu, ya bu kader.”

Untuk apa kita mulai dengan bertanya?

Jawabannya ada 3:

  • Untuk menarik perhatian (saat orang bicara pada kita, perhatiannya ditujukan pada kita)
  • Agar kita paham isi pikiran dan perasaannya sehingga kita bisa sampaikan pesan yang sesuai
  • Supaya berlaku hukum timbal balik dalam kebaikan (Saat menerima kebaikan, orang termotivasi untuk membalasnya. Karena telah didengarkan, maka dia akan mendengarkan)

Jadi, modelnya bukan sekedar bertanya lalu menyampaikan pesan, tetapi bertanya lalu dengarkan, kalau dimungkinkan, berikan apresiasi, baru kemudian kita menyampaikan pesan.

 

 

Tebet, 14 Januari 2025 - RR