Program Inovasi Edukasi Kesehatan

Motivasi manfaat jangka panjang dan pendek


 
Motivasi manfaat jangka panjang dan pendek

Penggemar metode membangun kebiasaan (habituation) akan mengatakan motivasi penting buat memulai tapi tidak untuk mempertahankan perilaku. Motivasi itu kunci stater. Motivasi bisa turun naik, dipengaruhi mood, kesibukan, situasi lingkungan atau faktor lainnya. Sementara, habit tidak tergantung dari motivasi. Kalau jadi habit, perilaku tetap berjalan, baik saat ada atau tidak ada motivasi.

Namun, bagi penggemar faktor motivasi, dikatakan motivasi bisa membangun perilaku jangka panjang. Tinggal bagaimana memainkan faktor motivasi itu, baik motivasi untuk mencapai tujuan tertentu atau menghindari kerugian tertentu (kognitif) atau mendapatkan perasaan tertentu (emosi). 

Pengalaman ikut mengembangkan KAP untuk MMS (Multi Micronutrient Supplement) atau Multivitamin Ibu Hamil, calon pengganti TTD (Tablet Tambah Darah), merekomendasikan perlu ada motivasi manfaat jangka panjang (long term benefit) maupun jangka pendek (short term benefit). 

Motivasi manfaat jangka panjang contohnya: membuat persalinan lancar dan anak pintar. Atau dalam program lain, agar otak anak tidak kopong, bayi tumbuh kembang sehat, tulang tidak keropos, tidak kena PTM (kanker, jantung dkk). Atau yang lebih panjang misalnya, hidup menua sehat, anak saat dewasa jadi lebih produktif dan lain sebagainya.

Manfaat jangka panjang bisa memberi dorongan kuat memulai perilaku tapi masalahnya, rapuh. Mudah dilupakan saat sibuk. Lemah ketika menghadapi kendala.  Luntur karena kelamaan menunggu (belum menampakkkan) hasil, dan lain sebagainya.

Maka itu, warga perlu “disuntik” manfaat jangka pendek. Dalam MMS, misalnya, disampaikan ibu hamil akan mengalami 3E. Enak makan, Enak badan, dan Enak tidur. Manfaat yang bisa dirasakan selang beberapa waktu dalam keseharian mereka. 

Tapi yang namanya jangka pendek, ya hanya berlaku sementara. Mudah luntur bila sudah mencapai tujuan atau lama-lama manfaat tidak terasa wah lagi. Karena itu pula, pasien yang dibilangin: minum obat ya supaya lekas sembuh, akan berhenti minum obat saat dirinya merasa sudah sembuh (merasa segar, bugar, tidak sakit lagi).

Karena itu, manfaat jangka panjang mesti dikombinasikan dengan jangka pendek.

Tapi, bila manfaat jangka pendek tidak tersedia, bagaimana?

Kita bisa manfaatkan motivasi dari perilaku lain. Kata ahli, ini namanya intrevensi double temptation. Jika manfaat jangka pendek olah raga (misalnya, badan terasa segar) kurang memotivasi kita, maka bisa double-kan dengan manfaat perilaku lain. Misalnya, olah raga di stadion agar kita bisa membeli makanan kesukaan (tapi jangan yang tinggi, gula yang merusak.. he he he).   

Kembali ke kasus MMS, yang “disuntikan” ke bumil adalah manfaat jangka panjang dan jangka pendek. Tapi juga diajari cara membangun habit dengan FBM (Fog Behaviour Model). Bukan karena tidak yakin tapi karena masih ada ruang. Lagi pula, kami tidak ikut-ikutan pertengkaran para pakar teori. Mana-mana yang potensial, mainkan saja!

WTC, 18 Oktober 2023 - RR