Program Inovasi Edukasi Kesehatan

Orang Nyambung - Bagian 2


 
Orang Nyambung - Bagian 2

“Ngomong sama dia enak, nyambung!”

Dibahas di artikel sebelumnya, orang nyambung membantu orang bercerita atau berpendapat lebih banyak dengan 1) tidak ganti topik, 2) tidak menilai-mematahkan, dan 3) tidak mendiamkan.

Nyambung bisa dikembangkan menjadi beragam model, misalnya:

  1. Nyambung tanpa kata-kata. Maksudnya, yang tek-tokan bukan hanya kata-kata (verbal) tapi juga pesan tanpa kata-kata (nonverbal). Kalau edukator kesehatan mengangguk, warga ikut mengangguk. Kalau senyum, warga ikut senyum. Kalau prihatin, wajah warga berubah prihatin. Nyambung tanpa kata-kata penting karena otentik (berasal dari hati). Kalau kata-kata orang berlawanan dengan pesan tanpa kata-kata (misalnya, orang bilang mau tapi wajah ragu-ragu), maka yang lebih otentik tentu pesan ragu-ragu.
    Karenanya, edukator kesehatan wajib bisa nyambung tanpa kata-kata.
  2. Nyambung asyik. Nah, ini perlu dilakukan kalau warga bicara penuh semangat. Edukator mesti ikut semangat. Suara, mimik wajah, gerak tubuh menyelaraskan dengan lawan bicara. Untuk nyambung asyik, edukator cukup merespon pendek. Bertanya-tanya atau berkata-kata pendek.
    Trus-trus?
    Serius?
    Busyeet!!
    (catatan: lain generasi, lain kata untuk merespon)
  3. Nyambung belajar. Contoh: awalnya bertanya-tanya pada ibu-ibu balita tentang apa yang dimakan anak pagi ini. Kemudian, mengajak mengelompokkan makanan yang tadi pagi dimakan. Lalu, bertanya pendek apa kira-kira nama kelompok-kelompok itu? Tahu-tahu ibu-ibu belajar makanan sumber tenaga (karbohidrat), sumber pertumbuhan (protein), zat pengatur (vitamin mineral) dan lain sebagainya. Modalnya dari nyambung-nyambung, bukan ceramah.
  4. Nyambung ngajak. Nah, ini kelanjutan dari nyambung belajar. Tinggal tanya sikap dulu: jadi anak makan mesti yang mengandung kelompok apa saja? Apa contohnya? Lalu tanya, mau ibu menyiapkan makanan seperti itu? Untuk apa? Lalu tanya pendek: bener, serius? Apa coba ngomong doang tapi nanti di rumah tidak dilakukan?_ Lalu tanya rincian: Kapan mau mulai? Dll. 

    Intinya kunci komitmen dengan 3 cek: 1) Cek pemahaman, 2) Cek keteguhan, 3) Cek rincian

  5. Nyambung kendalikan. Kadang orang ngomong kebanyakan. Sementara, orang lain atau edukator sendiri belum dapat giliran. Maka, edukator bisa ngerem-ngerem dengan memantulkan (mirroring) lalu parafrase untuk ambil kendali. 

 

 

Condet, 4 Juni 2025 – RR/ Forum KAP