
Pelatihan KAP Jaman Efisiensi

Belajar KAP itu seperti belajar naik sepeda. Orang tak perlu diberitahu: Sepeda adalah alat transportasi menggunakan tenaga manusia untuk gerakkan 2 roda. Sepeda terdiri dari frame,…
Jelaskan saja sebentar lalu ajak langsung mencoba.
Makanya, KAP mengadopsi pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning). Pengalaman praktik in-class bersama sesama teman pembelajar dan pengalaman praktik out-class bersama teman dan warga.
Idealnya begitu. Tapi bagaimana kalau kita dihadapkan pada efisiensi di mana-mana ini? Tidak ada sewa ruangan, apalagi hotel. Perjalanan juga sulit dll.?
Untungnya pandemi kemarin sudah memberi pengalaman yang kaya.
Belajar secara daring?
Betul! Dan bukan daring biasa seperti webinar pada umumnya dan bukan hanya daring.
Di jaman non pandemi seperti saat ini, berikut rancangannya.
Pertama, daring (zoom) obrolan santai untuk saling mengenal antara partisipan dan fasilitator dalam kelompok kecil. Dibuat kelompok kecil agar fasilitator bisa mengenal semua partisipan. Kalau kelas nantinya diikuti 40 orang, maka langkah pertama ini bisa dibuat 4 atau 5 sesi berbeda. Sesinya paling lama 30 menit.
Kedua, pembelajaran in-class daring (zoom) yang diikuti semua partisipan. Pendekatannya menggunakan pendekatan obrolan. Penyajian dipecah-pecah maksimal 10 menit, kemudian diikuti sesi ngobrol. Ada 3-4 kuis. Durasinya mungkin setengah hari dan bisa dipecah-pecah.
(Bila dana memungkinkan) Ketiga, pembelajaran in-class, diikuti semua partisipan. Ini sesi ToC (Training of Communicators) sehari, seperti pada umumnya.
Keempat, pendampingan via WAG. Nah, di sini tempatnya ngobrolin teknik-teknik dan juga praktik out-class mandiri.
Kelima, praktik mandiri di mana partisipan mempraktikkan pembelajaran di in-class dan WAG ke lapangannya masing-masing.
Finally, setelah target-target pembelajaran terpenuhi, barulah diberi sertifikasi. Partisipan sah menjadi komunikator KAP.
Condet, 4 Maret 2025 - RR