Program Inovasi Edukasi Kesehatan

Pendekatan Pesan Untuk Mengajak CKG


 
Pendekatan Pesan Untuk Mengajak CKG

“Pak, sudah CKG belum? Cek Kesehatan Gratis?”
“Apa? Cek kesehatan. Untuk apa? Saya kan ga sakit!_
“Hmm. Itu motor, cakep kelihatannya, Pak.
“Ha ha, iya. Motor lama tapi terawat.”
 “Suka servis, ga?”
“Ya, iyalah. Rutin setiap dua bulan. Kalau ga, nanti mogok, dong!”
“Sama, Bapak. Tubuh kita juga mesti diservis rutin. CKG. Setahun sekali. Kalau ga, nanti mogok. Kalau motor mogok, bisa ganti onderdil. Kalau kita mogok, onderdil cari di mana?”

Ini model pertama skenario pertama edukasi CKG. Lebih mengandalkan pesan dengan perumpamaan servis motor berkala agar warga dapat berpikir pentingnya tubuh di-servis rutin.

Mungkin ditambah dengan embel-embel 1) gratis dan kalau di-rupiah-kan, bisa sekitar dua juta, 2) mumpung tahun ini tersedia (belum tentu tahun depan ada juga).

Skenario pertama di atas sifat direct alias langsung. Seperti jualan saja. 

Kalau kurang ampuh, maka kader dapat menggunakan pendekatan kedua, yang indirect alias tidak langsung, yaitu memulai dengan pembicaraan tentang masalah kesehatan.

Pada ibu-ibu, kader bisa memulai dengan obrolan tentang kanker servis, yang makin banyak membunuh perempuan. Yang kena memang tak sebanyak kanker payudara tapi kalau kanker serviks, yang kena banyak yang lewat gara-gara terlambat. 

70% yang kena, lewat, gara-gara terlambat. Kalau kankernya ketahuan di kelas… 

… 4, kurang dari 30% bisa tertolong
… 3, 50% bisa tertolong
… 2, 60–80% bisa tertolong
… 1, 90% bisa tertolong

Kalau kelas 0? 

Alhamdulillah, aman.  Tinggal periksa lagi saja 3 tahun lagi.

Pada bapak-bapak, kader bisa membicarakan sakit jantung.

Ada keluarga atau teman yang kena serangan jantung? Siapa? Bagaimana kabarnya?
Apakah sakit jantung itu penyakit dadakan? Tiba-tiba menyerang? Atau sudah berlangsung lama?

Lalu, kader bisa menggunakan perumpamaan tentang saluran yang ketutup sampah sehingga air tidak bisa lewat. Sampah yang menumpuk gara-gara: makan ga bener, kurang olahraga, tidur ga teratur, kebanyakan pikiran, merokok, dll.

Kesimpulannya, penyakit jantung bukan penyakit dadakan tapi sedikit demi sedikit.

Obrolan-obrolan di atas diharapkan memunculkan pertanyaan, “Trus, bagaimana cara tahunya?”

Saat itulah, kader bisa menyebut CKG. 

Ini yang disebut pendekatan indirect alias tak langsung. Bicarakan dulu masalahnya, baru solusinya.

 

 

Puskesmas Pembantu Malaka Jaya, 16 April 2025 – RR/ Forum KAP