Permainan Tangkap Jari untuk cerita & konsentrasi

 
Program Inovasi Edukasi Kesehatan

Permainan Tangkap Jari untuk cerita & konsentrasi


 
Permainan Tangkap Jari untuk cerita & konsentrasi

“Mari, Ibu-Ibu. Tangan kanan angkat ke atas, letakkan di depan pinggang dengan telapak tengadah. Tangan kiri mana? Coba tunjukkan telunjuknya. Taruh di telapak tangan kawan sebelah kanan.”

“Tangan kanan tugasnya tangkap jari kawan. Tangan kiri kabur. Coba, tangkap, kabur, tangkap, kabur. Nah, lakukan sekaligus kalau mendengar, kata sakit. Kata apa? Coba dulu: sakit!”

“Siap? Dengarkan cerita bu Bidan Promkes, ya.”

Suatu hari anak kecilku bermain-main di pekarangan. Sedang asyik bermain tiba-tiba anakku..ada apa ya…kok kayaknya sa…dar. Oh, hari sudah sore. Waktunya mandi!

Menjaga kebersihan diri itu penting. *Supaya tidak sakit!*

Eh, kuman bisa masuk ke tubuh anak gara-gara tangan kita kotor. Habis pupup lupa pakai sabun waktu cuci tangan. Masih nempel deh kumannya. Buat anak saa…lah tingkah. Mencret-mencret. Aduh ma, perut perut ini sakit!

Makanya, mesti rajin-rajin pakai sabun waktu cuci tangan. Terutama sehabis pupup, sehabis cebokin anak, sebelum siapkan makanan, sebelum nyuapin, sebelum makan. Sa…bun kapan dipakainya?

Masalahnya, kitanya sudah pakai sabun, bagaimana orang lain? Ada saudara yang datang jauh-jauh, mau pegang anak kita, eit kita tanya dulu, apa kakak sudah pakai sabun waktu cuci tangan?

Waktu mau beli makanan di warung, apa kita tanya dulu, apakah ibu sebelum buat kue ini sudah cuci tangan pakai pakai sabun atau hanya pakai air saja?

Duh, pusing! Bagaimana ini? Aku kan tidak mau anakku sakit!

Orang-orang dulu suka memainkan tangkap jari. Bukan hanya untuk main-main tapi juga bisa dipakai untuk edukasi. Kita tinggal menyiapkan cerita yang mendukung dan kata kunci. Tentu dengan beberapa kata-kata jebakan (suku kata pertamanya sama).

Sambil mendengarkan, orang-orang akan berusaha berkonsentrasi menyimak cerita. Kan tidak ada yang mau ketangkap jarinya.

Sambil bercerita, kita bisa juga melempar pertanyaan untuk menge-check penangkapan. 

Dalam metode KAP, permainan di tahap Belajar dan Bermain tidak mengedepankan solusi (contoh untuk cerita di atas adalah imunisasi). Biarkan dulu jadi bahan diskusi setelah bermain. Karena ibu-ibu pasti sudah kenal imunisasi, pasti nanti akan keluar kata imunisasi itu.

Kita tinggal meng-chek kedalaman pemahaman. Misalnya dengan menanyakan apakah ibu-ibu tahu bagaimana kerja imunisasi, kok bisa membuat anak kebal?

Jawaban umum: tidak tahu. Maka, langsung saja, minta ijin menyampaikan cerita tentang imunisasi. Cerita tentang pendekar itu, lho. Yang siang ini mau kita bahas dalam Forum Kemisan. Sampai berjumpa jam 13.00 WIB.

 

Condet, 4 Juli 2024 - RR