Program Inovasi Edukasi Kesehatan

Pertanyaan-Pertanyaan Tidak Berguna


 
Pertanyaan-Pertanyaan Tidak Berguna

Di sesi awal ToT, partisipan sudah dikenalkan pada apa yang namanya pertanyaan-pertanyaan tidak berguna atau kata Marilyn Page, seorang professor pendidikan, useless question. Pertanyaan-pertanyaan yang tidak akan mendapatkan tanggapan dari siswa (warga). Yang tidak jelas untuk siapa. Yang ngawang-ngawang. Yang tidak memberi semangat menjawab. Atau malah bisa jadi memberi tekanan sehingga tidak nyaman untuk menjawabnya.

Contohnya, 

”Ada yang belum paham?”
”Apakah ibu-ibu sudah paham?”
”Ada yang masih kurang jelas?”
”Siapa yang mau bertanya?”

Untuk apa coba kita cape-cape melempar pertanyaan bila tidak ada yang menjawab. Kitanya ga enak. Warganya pun demikian.

Warga akan merasa malu kalau mengaku tidak paham (Ada yang belum paham? Ada yang masih kurang jelas?). Atau bingung menjawab karena masih mencerna atau tidak paham apa yang sudah dipahami (Apakah ibu-ibu sudah paham?). Atau merasa tidak nyaman kalau harus muncul (Siapa yang mau bertanya?). Lagi pula, warga tidak merasa perlu merespon karena yang ditanya adalah seluruh warga. “Biar saja yang lain”, (mungkin) pikir semua orang.

Ketimbang melempar pertanyaan tidak berguna, mending lempar pertanyaan yang berguna atau setidaknya sedikit berguna, yaitu yang akan mendatangkan respon. 

Kalau ingin mengetahui apakah warga sudah paham atau belum, tanya saja 2-3 warga.

“Coba, bu Wini. Jelaskan, bagaimana caranya membuka botol MMS!”
“Bisa diulang, Pak Maul?”

Dari sana kita bisa mendeteksi apakah warga sudah paham atau belum.

Kita juga bisa melempar pertanyaan yang lebih mudah direspon dengan tidak memberi tekanan pada warga tapi membuat bebannya berada di pundak kita.

“Takutnya saya terlalu cepat, apakah saya perlu mengulang lagi?”

Atau setidak-tidaknya pertanyaan yang penting mendapat respon.

“Ada yang tidak ingin bertanya?”

Kalaupun tidak ada kata-kata keluar dari mulut warga, paling tidak kan pada ketawa.

Condet, 26 Agustus 2023 - RR