
Pertanyaan-Pertanyaan Untuk Permainan

Dalam edukasi warga, permainan tidak berdiri sendiri. Permainan diantar dengan pertanyaan-pertanyaan dan ditindaklanjuti dengan pertanyaan-pertanyaan pula. Semua itu menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran. Jadi, edukator kesehatan tidak ujug-ujug mengajak warga bermain atau menutup sesi permainan begitu saja.
Pertanyaan-pertanyaan pengantar pada dasarnya dilempar untuk 1) menarik perhatian dan partisipasi, dan sekaligus 2) memperkenalkan topik bahasan secara halus.
Berikut contoh untuk permainan Adu Tepuk
Apa yang membuat orang sakit? Kuman? Bakteri? Virus?
Nah, virus ini apa bisa buat orang finish? Tahu finish? Iya, meninggal. Bisa?
Kalau begitu, mari kita mainkan Virus Finish.
Siapa yang merokok?
Apa enaknya rokok? Apa tidak enaknya rokok?
Rokok bisa buat sakit? Sakit sampai roboh?
Rokok roboh? Ayo kita main Rokok Roboh!
Kalau mau jadi polisi, apa kaki kita harus kuat? Boleh kakinya lumpuh layu?
Lumpuh layu bisa karena apa? Poli…? Iya, polio!
Polisi ga boleh polio! Nah, main Polisi Polio, yuk!
Pertanyaan-pertanyaan tindak lanjut dilempar untuk pembelajaran yang lebih mendalam. Adakalanya, permainan berisi materi pembelajaran, sehingga menggalinya edukator melempar pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan permainan. Namun, ada kalanya permainan tidak berisi materi pembelajaran (misalnya karena permainan lebih untuk membangun suasana gembira demi penerimaan pesan), dan karenanya, edukator melempar pertanyaan-pertanyaan untuk melanjutkan pembahasan yang sudah dilakukan akibat pertanyaan pengantar di awal.
Berikut contoh dengan melanjutkan contoh di atas.
Jadi, virus bisa buat..? Iya, finish. Contohnya virus apa? Virusnya ganas ya?
Tapi ada lho virus yang tidak ganas tapi bisa membuat manusia finish, khususnya manusia yang paling lemah. Siapa coba manusia yang lemah? Iya, bayi, lansia dan ibu hamil. Nah, coba itu diare….
Rokok buat roboh? Bagaimana caranya rokok bisa buat roboh orang? Iya, karena yang dirusak adalah paru-paru. Fungsi paru-paru apa? Nah-nah, kita pelajari, yuk!
Mana bisa anak kita diterima jadi polisi kalau kena po…? Iya, polio! Karena polio membuat kaki…? Iya lumpuh. Seumur hidup itu. Tidak bisa diobati. Dibawa kemana pun tidak bisa. Kabel saraf ke kaki dimakan virus polio sampai putus tus…
Nah, di atas sekedar contoh, ya. Praktisi KAP mesti menyusun pertanyaan-pertanyaan pengantar dan tindak lanjut supaya permainan efektif mengedukasi dan mempersuasi warga.
Pasar Minggu, 19 Mei 2025 – RR/ Forum KAP