
Posisi menentukan pola komunikasi

“Supaya santai, apa kursi-kursi kita atur _u-shape saja?” tanya panitia sesi edukasi.
Mendengar itu, rekan fasilitator merespon positif. “Nah itu, suasana santai penting banget. Jadi betul, perlu diatur.”
Lalu dia menyinggung bahwa posisi ikut mempengaruhi bagaimana pola komunikasi yang terjadi. Karenanya, antara tujuan komunikasi dan posisi orang-orang mesti cocok. Semisal, kita ingin orang fokus memperhatikan presentasi di depan tapi kita buat formasi dalam lingkaran-lingkaran kecil, maka jangan salahkan orang-orang kalau selama presentasi mereka asyik mengobrol. Bukan tidak mau fokus ke depan tapi posisi melingkar menggoda mereka mengobrol di dalam kelompok.
Dalam KAP, ada lima posisi yang perlu diperhatikan:
Satu, posisi memperhatikan santai. Ini posisi teater. Hadap depan, tanpa meja, duduk berjejer. Rapih beberapa lapis. Bisa juga menyudut atau menjorok ke dalam di bagian di tengah, seperti huruf V bersudut lebar.
Pembicara di depan. Yang berani dan fokus duluan akan duduk depan. Yang malu-malu atau mungkin mau WA-an duduk baris kedua atau berikutnya, yang tertutup punggung orang lain. Santai saja.
Kedua, posisi memperhatikan serius. Nah ini, posisi U-shape atau huruf – U. Di depan ada pembicara. Orang-orang kelihatan semuanya. Tidak ada yang sembunyi. Sulit main HP tanpa tidak kelihatan. Makanya, orang-orang jadi memperhatikan ke depan. Agak pegal memang karena arah tubuh perlu digeser ke depan.
Ketiga, posisi ngobrol kelompok. Yang lingkaran-lingkaran kecil itu. Bisa pakai meja atau tidak. Tapi posisi melingkar memang menggoda kita untuk mengobrol. Makanya, posisi ini digunakan untuk kerja atau diskusi kelompok.
Keempat, posisi setara, yaitu lingkaran besar. Semua orang berada di garis lingkaran. Satu lapis, jangan berlapis-lapis. Bisa duduk atau berdiri. Semua orang punya kesempatan yang sama untuk berbicara dan mendengarkan. Tidak ada pusat. Makanya, fasilitator jangan berdiri di tengah lama-lama. 2 menit saja sudah dianggap kelamaan.
Kelima, posisi control atau manejemen, yaitu kotak. Para pimpinan di depan. Lainnya di tiga sisi lain. Semua kelihatan. Semua terkontrol. Ayo, lapor! Ayo dengarkan instruksi!
Tujuan sama posisi mesti cocok. Kalau kita ingin orang-orang melapor atau mendengarkan instruksi dengan penuh fokus, ya jangan teater. Nanti malah santai atau asyik WA-an. Apalagi lingkaran kecil, malah ngobrol-ngobrol.
Kupang, 18 Desember 2023 - RR