Program Inovasi Edukasi Kesehatan

Teknik Mengajak (Persuasi) Secara Bertahap


 
Teknik Mengajak (Persuasi) Secara Bertahap

Dalam ilmu mengajak atau persuasi ada teknik yang berusaha mempengaruhi orang secara bertahap (sequential influence techniques). Dua di antaranya adalah Foot-in-the-door (FITD) dan Door-in-the-face (DITF). Keduanya sama-sama melempar ajakan pertama sebagai “pemancing” agar ajakan kedua atau berikutnya, lebih berpeluang diterima.

Teknik FITD (taruh kaki dulu di pintu) mengajak hal kecil dulu. Setelah itu, barulah mengajak yang lebih berat. Keberhasilan mengajak yang pertama (ringan) akan mempengaruhi penerimaan ajakan kedua (yang lebih besar/ berat – target sebenarnya). Karenanya, ajakan pertama mesti dibuat yang lebih berpeluang diterima. 

Catatan penting: ajakan kedua tidak boleh langsung disampaikan begitu orang menerima ajakan pertama. Berikan waktu agar orang melakukan ajakan pertama. Mengapa begitu? Kata para ahli, ini terkait persepsi diri, konsistensi, dan norma (tidak kita bahas di sini, ya). Lagi pula, kalau langsung menyampaikan ajakan kedua (yang lebih berat), orang akan sebel pada kita. Kata kawan saya, diwenehi ati ngrogoh rempela.

Misalnya mau mengajak anak cuci baju. Ajakan pertama: meminta anak menyiapkan perlengkapannya (sabun cuci, ember, air). Sementara, tugas cuci kita yang melakukan. Setelah sekian lama, baru minta anak mencuci baju. 

Contoh lain untuk edukasi kesehatan:
Ajakan pertama (pancingan): meminta ibu hamil agar suami membubuhi tanda tangan di buku KIA
Ajakan kedua (target): meminta ibu hamil mengajak suami bersama-sama membaca buku KIA 

Teknik DITF bertolak belakang dengan FITD. DITF mengajak hal yang yang besar/ berat dulu (yang kemungkinan besar ditolak) lalu setelah itu, (langsung) mengajak yang lebih kecil/ ringan (yang sebetulnya menjadi target). Kalau di FITD ajakan kedua disampaikan setelah beberapa waktu, di DITF ajakan kedua disampaikan langsung.

Misalnya, mengajak belanja material untuk membuat kandang ayam.

Ajakan pertama: minta anak buatkan kandang ayam (ditolak karena tidak bisa, tidak ada waktu, atau alasan ini itu)

Ya sudah, kalau begitu, bagaimana kalau…

Ajakan kedua (target sesungguhnya: minta anak belanja material untuk kandang ayam.

Bagaimana contoh edukasi kesehatan? Ayo, siapa yang bisa beri contoh?

 

 

Condet, 19 Maret 2025 - RR