Teknik minder yang bangun keakraban

 
Program Inovasi Edukasi Kesehatan

Teknik minder yang bangun keakraban


 
Teknik minder yang bangun keakraban

Ada teknik-teknik komunikasi yang kelihatannya memperlihatkan keminderan tapi justru membangun hubungan lebih akrab. Ini berbeda dengan saran sebagian orang kalau mau berakrab ria, mesti berani, mesti berani. Berani kalau jatuhnya sombong, justru berbahaya karena orang sombong itu diakrabi bukan karena orang apa adanya tapi karena apa yang ada dikantongnya atau sumber daya lain.

Kiat coba bahas singkat 4 teknik yang di permukaan terlihat sebagai keminderan.

1. Meminta nasihat

Ini pernah dibahas dalam artikel sebelumnya tapi singkatnya, ternyata meminta nasihat akan menguatkan kepercayaan diri orang yang diminta, yang kemudian meningkatkan persepsi positifnya pada si peminta nasihat. Kurang lebih, yang diminta nasihat akan berpikir, “Ini dia orang pintar karena meminta nasihat pada saya karena saya pintar.” Syaratnya, memang ada masalah serius, meminta langsung dan orang yang diminta menguasai.

Bila memenuhi syarat, meminta nasihat menjadi bentuk penghormatan terhadap orang. 

Kepada seorang kepala desa, dari pada mengajari bagaimana caranya agar mengatasi masalah TBC, lebih baik minta nasihat. “Pak Kades Budi, ada 5 warga yang sedang berobat TBC. Minumnya harus tuntas supaya sembuh dan tak menularkan ke orang lain. Kami mohon masukan, bagaimana caranya agar mereka minum sampai tuntas. Bapak sebagai pemimpin masyarakat tentu lebih paham.”

2. Menunjukkan kekurangan

Hubungan yang akrab itu seperti memasang puzzle. Ada orang yang kurang di A. Ada pula orang yang lebih di A. Kalau ketemu, klop. Jadi, kekurangan kita adalah tempat untuk masuknya kekuatan orang lain. Kurang lebih seperti itulah fungsi dari kekurangan.

Pada pasien seorang ibu yang jago memasak, kita bisa utarakan kekurangan kita, misalnya “Anak-anak ga suka masakan saya. Pengennya makan di luar melulu.”

Catatan di sini adalah jangan utarakan kekurangan kita terkait dengan layanan. “Saya belum pintar menyuntik nih, bu. Beberapa kali suka salah.” Ups, jangan.

3. Meminta tolong

Yang saya amati, sebetulnya warga suka dimintai tolong tenaga kesehatan. Asalkan, memang dibutuhkan, warganya bisa, dan tentu, tidak yang aneh-aneh alias yang bermakna.  Tapi menurut David Bradford & Carole Robin (Connect: Building exceptional relationships), saat kita meminta tolong pada orang, kita sebetulnya menunjukkan rasa percaya pada orang itu dan menghargai bantuannya. Tentu warga akan senang diberi kepercayaan dan dihargai.

Catatan di sini, meminta tolong mesti dipasangkan dengan menawarkan pertolongan. Saat kita menawarkan pertolongan, kita menunjukkan kepedulian pada orang. Dua perilaku ini jadi rajutan yang kuat dari hubungan akrab. Kalau kerjanya cuma minta tolong, namanya merepotkan orang lain.

4. Bersikap rendah hati

Kalau kita rendah hati, maka kita ditinggikan. Kalau sombong, akan ditumbangkan. Kalimat pertama diajarkan dalam agama. Yang kedua, mungkin berlebihan ya? Cuma karangan sih.

Tapi memang orang yang berendah hati akan lebih mudah berkomunikasi termasuk ke orang yang statusnya lebih tinggi. Karena, orang akan lebih memperhatikan isi pesan ketimbang gayanya. Sementara, orang sombong itu isi pesannya justru akan diabaikan karena gayanya sudah mengusik perasaan orang. Adam Grant menyebutnya sebagai the power of powerless communication.

Demikian 4 teknik untuk hari jumat barokah ini. Moga-moga berguna.

WPH, 8 September 2023 - RR