Program Inovasi Edukasi Kesehatan

Teknik-teknik komunikasi ringkas untuk mengajak orang


 
Teknik-teknik komunikasi ringkas untuk mengajak orang

“Bagaimana mau mengedukasi, membangun hubungan dan lain-lain? Waktu kami terbatas. Kalau berlama-lama, nanti bisa diamuk pasien yang antri,” ujar seorang nakes.

Betul sekali. Waktu terbatas memang menjadi kendala menerapkan taktik-taktik komunikasi yang bisa mengedukasi dan mempersuasi pasien. Makanya, nakes terutama yang antriannya panjang kerap menerapkan model komunikasi satu arah yang singkat dan padat. Saat memberi obat  misalnya, cukup dijelaskan kapan minumnya dan berapa kali. Kadang dengan penutup: ”Dihabiskan supaya lekas sembuh ya.” Semakin ramai pasien semakin sedikit waktu komunikasinya. 

Namun sebetulnya, dalam kesempitan bukannya tidak ada kesempatan. Justru saat menerapkan jurus-jurus edukasi dan persuasi, impaknya sendiri justru bisa lebih besar. Pasien dan keluarganya dapat berpikir, “Meski sibuk ternyata bu bidan masih memberi perhatian.”

Kuncinya adalah menerapkan teknik komunikasi yang ringkas. Jangan teknik-teknik yang membutuhkan waktu lama.

Misalnya, dalam rangka membangun hubungan akrab, dalam KAP dikenal Jurus Menyebut Nama minimal 5x. Jurus yang membuat orang dihargai dan nakes jadi hafal nama orang diaplikasikan dalam percakapan yang alamiah. Tapi kalau waktu hanya tersedia setengah menit, mana bisa diterapkan.

Karena itu, perlu diambil jurus lain. Bila ingin tetap menggunakan jurus nama, nakes bisa memuji nama, ngobrol arti dan pengalaman terkait nama, atau atau menyebut nama dengan gaya yang lucu. 

“Bu Tiur, ya? Bagus namanya. Orang mana, sih?” 

“Tiur, apa sih artinya?”

“Wah, dulu waktu sekolah, saya punya sahabat namanya Tiur juga. Sekarang di Medan.”

“Bu Tiur, Bu Tiur, Bu Tiur, Bu Tiur jadi ingat deh saya!”

Jurus lain dalam rangka membangun hubungan juga mesti yang ringkas-ringkas. Misalnya, obrolan informal atau obrolan topik yang disukai warga. Kalau identifikasi topik dilakukan dengan cara standar (observasi dan bertanya) tentu kelamaan. Makanya, bisa potong kompas dengan menebak apa yang disuka (pertanyaan tertutup) dengan memperhatikan cepat penampakan luar.

“Pak Jajang, suka olah raga ya? Olah raga apa?”

Kalau persuasi dengan cara DAK (Dengarkan, Apresiasi, Klarifikasi) dirasa terlalu lama, nakes bisa menggunakan teknik counterargument, secara halus.

Ringkasnya, dalam keterbatasan waktu, edukasi dan persuasi masih bisa dilakukan. Prinsip-prinsip KAP-nya sami mawon: bangun keakraban, saling mendengarkan, dan kunci komitmen. Cuma, dengan teknik-teknik yang ringkas. Apa saja teknik-teknik itu, yuk kita bahas dalam Forum Kemisan 12 Oktober 2023.

Bandung, 10-10-2023 - RR