Program Inovasi Edukasi Kesehatan

TPT: Obat, vitamin atau bagaimana menjelaskannya?


 
TPT: Obat, vitamin atau bagaimana menjelaskannya?

Menjelaskan hal baru (dan penting) tidak semudah menulis di atas meja. Contohnya, TPT (Terapi Pencegahan TBC). Kata sebagian ahli, mereka yang berkontak erat dengan pasien (atau positif TBC) mesti minum TPT. Kalau tidak, tinggal menunggu waktu kasus-kasus TBC muncul di antara mereka.

Di lapangan, banyak kader TBC kesulitan menjelaskan TPT (Terapi Pencegahan TBC), agar para kontak erat mau meminumnya. Apa baiknya disebut obat, vitamin atau suplemen?

Disebut obat, banyak warga jadi tidak berminat. Mungkin jadi tidak logis. Obat itu diminum orang sakit. Sakit itu tandanya ada keluhan. “Lha, saya tidak [merasa] sakit kok disuruh minum obat? Bukannya malah berbahaya?”

Disebut vitamin atau suplemen tidak otomatis cespleng. Seorang kawan menceritakan, warga memandang vitamin atau suplemen bukan wajib. Dengan kata lain, boleh diminum, boleh tidak. Makanya, kalau disebut vitamin atau suplemen banyak yang jadi tidak semangat. Kalaupun minum, semaunya saja. Berhentinya, semau dia juga.

Trus mau disebut apalagi? Terapi? Istilah itu tidak kalah problematik. Orang kesehatan sih paham terapi itu sama dengan pengobatan. Tapi awam? 

Banyak yang berpikir terapi bukan meminum sesuatu tapi lebih pengkondisian fisik. Atau mungkin hal lain yang kurang mendukung.

Lalu, bagaimana cara aman menjelaskan TPT? Mungkin jangan mengandalkan satu dua kata tapi buatlah cerita. Hal abstrak mesti diturunkan supaya bisa dicerna awam dan salah satu caranya adalah dengan cerita berisi perumpamaan-perumpamaan. 

Misalnya begini. Kuman TBC itu tidak ujug-ujug membuat orang sakit TBC, sampai sesak, batuk darah, atau badan kurus. Butuh waktu lama. Seperti pohon beringin, awalnya biji lalu muncul kecambah. Setelah berapa lama baru kelihatan bentuknya. Muncul akar, batang, tunas. Setelah jadi tumbuhan kecil, bertahun-tahun kemudian jadi tinggi besar.

Bibit-bibit TBC kemungkinan besar sudah ada di paru-paru kita. Cuma, belum jadi pohon. Masih jadi biji, makanya tidak ada keluhan. Badan sehat. Napas lega. Tapi biji akan tumbuh. Nah, sebelum keluar akar, tunas, batangnya, yang akan buat dada kita sesak, lebih baik diberantas langsung. Jangan kasih dia tumbuh. Apalagi jadi tanaman besar. Tak bisa napas kita. Berdarah-darah paru-paru kita.

Nah, memberantasnya itu dengan TPT.

(Perkara TPT mau dijelaskan dengan istilah apa, silahkan saja. Yang penting, gagasan dicerna dulu.)

WTC-2, 13 Maret 2024 - RR