Give blood and keep the world beating


Give blood and keep the world beating

Hari Donor Darah Sedunia diperingati setiap tanggal 14 Juni setiap tahun. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menentukan tema tahun ini, yaitu “Give Blood and Keep the World Beating”. Tema tersebut diadaptasi secara nasional menjadi “Ayo Donor Darah, Bantu Sesama dan Hidupkan Dunia.” Dapat diartikan bahwa pemberian donor darah sangat penting dilakukan untuk memberikan kehidupan dan semakin banyak nyawa yang terselamatkan.

Tujuan kampanye ini, yaitu untuk meningkatkan kesadaran global tentang perlunya darah dan produk darah yang aman untuk transfusi dan kontribusi pentingnya donor darah sukarela untuk mendukung sistem kesehatan nasional. Selain itu, gerakan ini menyerukan tindakan kepada pemerintah di seluruh dunia untuk menyediakan sumber daya yang memadai untuk mendukung penggalangan donasi donor darah.

Fokus secara spesifik kampanye ini ingin meningkatkan peran dan dukungan kaum muda dalam melaksanakan kegiatan donor darah. Tentu saja kaum muda dengan idealisme, antusiasme, dan kreativitasnya diharapkan dapat menjadi agent of change dalam gerakan donor darah secara sukarela.

Apa pentingnya donor darah bagi sendi-sendi dunia?

Darah dan produk darah yang aman serta transfusinya merupakan aspek penting dari perawatan dan kesehatan masyarakat. Mereka menyelamatkan jutaan nyawa dan meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup banyak pasien setiap hari. Kejadian seperti kecelakaan, pendarahan pada ibu hamil, dan kejadian bencana membutuhkan suplai darah yang mencukupi. Kebutuhan akan darah bersifat universal, tetapi akses ke darah bagi semua orang yang membutuhkannya tidak. Kekurangan darah sangat akut di negara berkembang.

Berdasarkan Global Data on Blood Safety (2016), total donasi darah di Indonesia masih kurang dari 1% total populasi di Indonesia. Kebutuhan di negara berkembang berkisar 1-3 %. Hal ini menunjukkan masih kurangnya kepedulian masyarakat untuk melakukan donor darah secara sukarela. Standar di negara maju, persentase donor darah harus lebih dari 3% untuk mencukupi kebutuhan darah dan produk darah.

Untuk memastikan bahwa setiap orang yang membutuhkan darah yang aman memiliki akses, semua negara membutuhkan donor sukarela yang tidak dibayar yang memberikan darah secara teratur.

Donor Darah pada pandemi Covid-19

Selama pandemi Covid-19, meskipun mobilitas terbatas dan tantangan lainnya, donor darah di banyak negara terus menyumbangkan darah dan plasma kepada pasien yang membutuhkan transfusi. Upaya luar biasa selama masa krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menyoroti peran penting dari donor darah sukarela yang terorganisir dengan baik, berkomitmen, dan tidak dibayar dalam memastikan suplai darah yang aman dan cukup selama masa normal dan darurat.

Donasi plasma konvalesen juga menjadi salah satu agenda penting dalam rangka mendukung tingkat keselamatan pasien terjangkit Covid-19. Penelitian mengenai pengembangan terapi plasma konvalesen telah banyak dilaksanakan terutama terkait efikasi dan efektifitasnya dalam mengurangi tingkat kematian dari Covid-19. Partisipasi publik dalam melakukan donasi plasma konvalen akan membantu meringankan beban pasien Covid-19 dan keluarga serta mengurangi tingkat kematian Covid-19 di Indonesia.

Ajakan untuk mendonorkan Darah

Di beberapa lini masa di media sosial, banyak ajakan kampanye dengan menggunakan twibbon untuk mendukung peringatan Hari Donor Darah Sedunia. Kementerian Kesehatan juga aktif terlibat dengan melakukan kampanye tersebut melalui beberapa acara interaktif, seperti lomba video musik singkat dan tentu saja kegiatan donor darah bagi seluruh karyawan Kementerian Kesehatan.

Harapannya dalam rangka Hari Donor Darah Sedunia ini, kesadaran masyarakat yang lebih luas untuk mendukung dan terlibat aktif dalam melaksanakan donor darah yang rutin dan sukarela. Nilai-nilai donor darah perlu dipromosikan lebih banyak lagi sebagai aksi kongkrit bentuk solidaritas terhadap sesama dan tentu saja pelibatan kaum muda untuk menerima panggilan kemanusiaan untuk menyumbangkan darah dan menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.

 

Kontributor:

Dwi Adi Maryandi, SKM, MPH

 

Editor:

Eunice Margarini, SKM, MIPH

Kalender

Artikel Terkait