Untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan bebas stunting, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono selaku Wakil Menteri Kesehatan RI mengatakan bahwa pemerintah akan menargetkan penurunan kasus stunting hingga mencapai 14% di tahun 2024. Adapun dalam proses pelaksanaannya, Kemenkes akan melakukan intervensi pendekatan gizi spesifik.
Pada keterangannya dalam acara Forum Nasional Stunting 2022 di jakarta pada 6 Desember yang lalu, Prof. Dante menjelaskan bahwa Pendekatan gizi spesifik akan mendampingi pendekatan gizi sensitif. Pendekatan gizi spesifik ini juga berkaitan dengan evaluasi dan pendekatan masalah gizi pada sasaran intervensi yang diberikan kepada 1000 Hari Pertama Kehidupan, bayi, anak, remaja putri, calon pengantin, ibu hamil dan ibu melahirkan.
Dalam pelaksanaanya, program intervensi akan dibagi menjadi 2 yaitu, intervensi sebelum lahir dan intervensi setelah lahir, yang dijabarkan dalam kegiatan berikut:
A. Sebelum Lahir
-
Remaja putri konsumsi tablet tambah darah
-
Skrining anemia pada siswa kelas 7 dan 10
-
Pemeriksaan kehamilan (ANC) sebanyak 6 kali (2 kali dengan dokter termasuk pemeriksaan USG)
-
Ibu Hamil mengkonsumsi tablet tambah darah selama kehamilannya dan ibu hamil KEK mendapat tambahan asupan gizi protein hewani.
B. Setelah lahir
-
ASI Eksklusif minimal 6 bulan
-
Pemberian MPASI kaya protein hewani pada usia 6-23 bulan
-
Balita dipantau pertumbuhan dan perkembangannya melalui kegiatan Posyandu ataupun penimbangan lainnya setiap bulan
-
Tatalaksana balita dengan masalah gizi kurang/gagal tumbuh
-
Peningkatan cakupan dan perluasan imunisasi
Dengan terlaksananya program tersebut, diharapkan capaian penurunan stunting sebanyak 14% pada tahun 2024 dapat tercapai. Sehingga anak di indonesia dapat dikategorikan sebagai anak yang sehat dan berdaya saing.
Review: Astasari