Indonesia masih terus berjuang mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terkait stunting, balita dengan gizi buruk, dan gizi kurang, Kurang Energi Kronis dan anemia pada ibu hamil. Selain masalah tersebut diatas, tahun 2020 menjadi tahun dimana masalah Covid-19 juga masih menjadi perhatian serius, karena kasusnya terus meningkat jumlahnya bahkan dalam jumlah yang lebih banyak dari yang sebelumnya.
Sebagian besar masyarakat sudah memiliki pengetahuan yang baik akan pencegahan covid-19, namun sayangnya hal tersebut belum sepenuhnya diikuti dengan penerapan disiplin perilakunya atau meng-Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di masa pandemi Covid-19. Penerapan AKB ini seyogyanya harus dilakukan masyarakat dimanapun berada, baik di rumah, di sekolah, di Posyandu, di jalanan, di tempat kerja, dan lain sebagainya.
Pemerintah sendiri tidak dapat melakukan pembudayaan AKB itu sendiri, namun penting untuk melibatkan mitra dari seluruh unsur yang ada di masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melibatkan peran serta masyarakat dengan menumbuhkan pemberdayaan masyarakat, sehingga masyarakat lebih mandiri untuk mengatasi masalah kesehatan.
Banyak komunitas/kelompok yang berkembang di masyarakat yang peduli, tanggap terhadap isu sosial termasuk masalah kesehatan. Komunitas tersebut salah satunya, yaitu komunitas blogger yang mempunyai keanggotaan cukup luas tersebar di beberapa daerah dan juga punya pengaruh yang cukup kuat terhadap anggotanya atau masyarakat sekitarnya. Kelompok potensial ini dapat dilibatkan dalam kegiatan penggerakkan masyarakat di berbagai tatanan seperti halnya di Posyandu,
Kepedulian komunitas tersebut diharapkan dapat membantu penyebarluasan informasi kesehatan, peningkatan kesadaran dan kepatuhan masyarakat di era AKB, yaitu 3 perilaku kunci dalam pencegahan Covid-19 yang dikenal dengan 3M (Memakai masker, sering Mencuci tangan pakai sabun, dan Menjaga jarak). Adapun peran yang dapat dikerjakan adalah melakukan aktivasi langsung di lokasi sasaran, mengedukasi, menyebarluaskan melalui medsos maupun tulisan dalam blog yang akan berdampak luas di masyarakat.
Posyandu Anggrek 2 Tytyan Kencana Bekasi merupakan salah satu posyandu sasaran dalam penggerakan masyarakat yang melibatkan pemangku kepentingan dan masyarakat setempat. Pada hari Rabu tanggal 9 Desember 2020, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Puskesmas Marga Mulya, dan komunitas Blogger Crony mendatangi posyandu tersebut untuk menyampaikan edukasi cegah Covid-19 kepada masyarakat setempat sekaligus memberikan donasi sarana higienitas berupa sarana Cuci Tangan bagi dewasa dan anak, masker thermo gun, penyemprotan disinfektan, masker medis, masker kain untuk orang dewasa, masker kain untuk anak, hand sanitizer, sabun cair, face shield, tempat makan Isi Piringku, serta beberapa media KIE cegah Covid-19.
Kegiatan ini sangat disambut baik oleh Ketua RW, kader PKK dan posyandu dan memberi semangat baru dalam kinerja masyarakat dalam penggerakan masyarakat demi peningkatan kesehatan masyarakat.
Acara dipandu oleh pembawa acara Gusyandi sebagai perwakilan ibu kader posyandu, dilanjut dengan laporan dan sambutan dari Agoeng Moeliadhy Negoro selaku Ketua RW di Tytyan Kencana. Ketua RW mengutip data dari Pemerintah Kota Bekasi menyatakan bahwa sebagian besar Kota Bekasi sudah berada pada zona merah walaupun ada beberapa daerah di zona hijau. Beliau menyatakan pentingnya bagi masyarakat untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan 3M.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi dr. Tanty Rohilawati, SKM, M.Kes menyampaikan posyandu telah dikelola dan dilaksanakan oleh masyarakat, khususnya oleh kader-kader terlatih dengan pelatihan penunjang kegiatan posyandu. Terdapat 1.611 posyandu dengan sekitar 16.000 tenaga kader, dimana dalam pandemi Covid-19 sebagian besar posyandu masih dilaksakan dengan metode penjadwalan sesuai dengan protokol kesehatan.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dr. Imran Agus Nurali, Sp.KO dalam sambutannya menyampaikan bahwa modifikasi pelayanan posyandu terjadwal, kalau untuk mencegah ibu hamil, bayi dan balita berkumpul dan berkerumun yang artinya melanggar protokol kesehatan.
Bayi balita ibu hamil harus tetap dipantau walau dalam masa pandemi, dan tidak boleh tidak menerima imunisasi sesuai jadwalnya untuk peningkatan imunitas masyarakat. Hal ini dikarenakan Ketika penyakit lainnya seperti campak dan tuberculosis tidak dicegah dengan imunisasi, hal tersebut dapat memperparah kondisi ketika seseorang tersebut terkena Covid-19.
Beliau juga menyatakan posyandu dapat terus semangat menjadi garda terdepan bagi penggerakan di masyarakat dengan revitalisasi posyandu dengan indikator lebih mudah dilakukan dengan dukungan dari Dinas Kota Bekasi dan Puskesmas setempat.
Kegiatan dilanjutkan dengan melihat situasi dan kegiatan penggerakan masyarakat yang dilakukan dari dukungan pemerintah dan swadaya masyarakat. Terdapat ruang posyandu yang berisi sarana dan alat posyandu beserta penghargaan yang telah diraih tertata rapih dan bersih.
Terdapat juga perwakilan dari ibu bayi dan balita yang hadir untuk mensimulasikan kegiatan pada saat hari buka posyandu, seperti penimbangan bayi/balita dan pencatatan buku KIE, didampingi para kader PKK dan posyandu. Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke Kebun Bahagia RT 08/06 sebagai upaya swadaya masyarakat dalam menghijaukan lingkungan menggunakan tanaman hidroponik dan media tanah.
Begitu pula ketika para hadirin acara mendatangi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 3 R KMS 12 Kota Bekasi Tytyan Kencana, dimana tempat ini dipakai untuk masyarakat secara swadaya dapat memilah dan mengolah sampah untuk mengurangi bahkan menghilangkan sampah dengan metode pembakaran ramah lingkungan sebagai dukungan dari pemerintah Kota Bekasi dan pengelolaan dari masyarakat setempat.
Kontributor: Eunice Margarini, SKM, MIPH