Rahasia Anak Sehat Dan Cerdas, Lakukan Stimulasi Tumbuh Kembang! Dengan Buku KIA


Rahasia Anak Sehat Dan Cerdas, Lakukan Stimulasi Tumbuh Kembang! Dengan Buku KIA

Orang tua pastinya selalu memiliki harapan agar anaknya bisa menjadi anak yang membanggakan dan bisa meraih kesuksesan. Untuk itu orang tua selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk anaknya, mulai dari memberikan makanan bergizi, rutin dan lengkap mengikuti imunisasi, mengajak anak rekreasi, dan sebagainya. 

Namun ada yang seringkali terlewat dilakukan oleh orang tua, yaitu memberikan Stimulasi

Memberikan makanan bergizi dan imunisasi belum cukup menjamin tumbuh kembang anak optimal sesuai usianya. 

Fenomena yang sering terjadi saat ini, sebagai contoh, ketika seorang Ibu datang dengan anaknya (An. Mawar – bukan nama sebenarnya), berusia 18 bulan. Mawar kesulitan merespons lawan bicara dan hanya mengeluarkan suara-suara tanpa arti yang tidak dapat dipahami maksudnya. Selain itu juga Mawar  lebih sering makan makanan yang lunak/encer, masih sering menolak makan makanan padat (makanan keluarga). Aktivitas Mawar sehari-hari, lebih banyak menonton TV dibanding bermain dengan orang tua/pengasuhnya ataupun dengan anak seusianya. Riwayat kelahiran Mawar,  sehat tanpa kelainan bawaan dan cukup bulan.

Ibunya berkata “Padahal, anak sebayanya sudah bisa memanggil mama papa, menunjukkan dia mau apa, juga mengenali dan berinteraksi aktif dengan orang-orang sekitarnya, kok anak saya belum bisa?” 

 

Apa yang terjadi? 

Setelah dilakukan skrining pertumbuhan dan perkembangan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas melalui penilaian status gizi dan deteksi dini menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), didapati bahwa ternyata sang anak mengalami masalah gizi kurang dan perkembangan meragukan pada aspek bicara dan bahasa. 

Mawar bukan satu-satunya pasien yang datang dengan keluhan serupa. Beberapa bulan terakhir semakin banyak kasus dengan keluhan keterlambatan bicara yang datang ke Puskesmas. 

Nah, dari kasus tersebut, diketahui hal yang sangat penting tetapi sering missing, adalah Stimulasi

 

Pemberian makanan sesuai rekomendasi meliputi tekstur makanan sesuai usia merupakan salah satu upaya stimulasi tumbuh kembang pada anak. 

Mawar, mengalami gizi kurang akibat asupan harian yang kurang dalam jangka waktu cukup lama, karena dia sering menolak makan makanan padat (makanan keluarga). Makanan lunak/encer umumnya mengandung lebih sedikit kalori, menimbulkan efek kenyang lebih cepat, karena kandungan air yang lebih banyak. 

Semestinya menjelang usia 12 bulan, Mawar diberikan asupan berupa makanan padat (makanan keluarga) secara konsisten. Tahapan tekstur perlu diterapkan di setiap usia, karena sangat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika pada saat dicoba naik tekstur anak menolak atau hanya menghabiskan sedikit makanan, teruslah mencoba dengan sabar dan tetap berikan suasana makan yang menyenangkan. 

Keterlambatan pengenalan  tekstur berisiko menyebabkan masalah pertumbuhan (gizi kurang) dan gangguan pada oromotorik anak, yaitu gangguan yang melibatkan otot-otot mulut, yang tidak berfungsi dengan baik untuk mengunyah, menelan bahkan bicara. 

Namun demikian, walaupun terlambat, transisi ke tekstur makanan padat, tetap masih bisa dilakukan. Jangan khawatir, hanya saja tentunya membutuhkan kesabaran ekstra. Mulailah dengan memperkenalkan tekstur yang sedikit lebih padat, hanya pada 1-2 suapan pertama. Jika si kecil menerima, secara perlahan tingkatkan porsi makanan dengan tekstur padat tersebut. Ingat ya, setiap anak memiliki kecepatan yang berbeda dalam beradaptasi. Tetap sabar, konsisten dan berikan suasana makan yang menyenangkan ya!

 

Bermain dengan anak, mengobrol, membacakan cerita/mendongeng, juga merupakan upaya stimulasi perkembangan. Aktivitas tersebut sangat berarti bagi perkembangan anak. Oleh karena itu wajib buat orang tua melakukannya secara langsung, rutin, dan terus menerus sesuai tahapan perkembangan anak.

Dari kasus Mawar kita dapat pelajaran, bahwa lingkungan (kurangnya stimulasi) dapat berpengaruh negatif terhadap perkembangan potensi genetik anak. Anak sehat, dan lahir tanpa kelainan apapun, bisa mengalami gangguan perkembangan jika tidak mendapatkan stimulasi yang cukup, terutama di masa awal kehidupan.

Kemampuan bicara dan berbahasa merupakan suatu proses yang kompeks dimana memerlukan interaksi fungsi indera pendengaran dan penglihatan untuk menangkap informasi, proses berpikir (fungsi kognitif) untuk mengolah informasi yang diterima dan kemampuan merespon terhadap informasi tersebut. Perkembangan ini sangat ditentukan oleh stimulasi yang diterima anak sejak kecil yaitu dengan adanya interaksi dua arah antara orang tua/pengasuh dan anak. Oleh karena itu stimulasi sangat penting, bukan hanya  memberikan makanan bergizi dan imunisasi. 

 

Bagaimana orang tua dapat melakukan stimulasi perkembangan secara rutin dan terus menerus sesuai usia anak?

Gunakan Buku KIA. Di dalam buku KIA yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan RI selain tersedia informasi edukatif terkait pemberian makan pada anak juga sudah tersedia ceklis perkembangan anak sesuai usia. Orang tua dapat memanfaatkannya untuk memantau perkembangan anak, termasuk melakukan stimulasi sesuai usia. Orang tua juga dapat meminta bantuan kader kesehatan, jika ada keraguan dalam  pengisian ceklis perkembangan dalam Buku KIA ketika hari buka Posyandu.

Orang tua segera menginformasikan kepada kader jika ada salah satu isian pada ceklis perkembangan sesuai usia yang terjawab “Tidak”. Kader akan membantu orang tua agar segera mendapatkan bantuan dari tenaga kesehatan di Puskesmas. 

Semakin dini ditemukan risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak, semakin cepat ditangani, sehingga gangguan pertumbuhan dan perkembangan tidak semakin berat, melainkan segera dapat “catch up” , anak kembali tumbuh dan berkembang optimal sesuai usianya

Jadi sudah tahu kan, rahasia anak sehat dan cerdas, lakukan stimulasi tumbuh kembang!

Manfaatkan Buku KIA. Datang rutin setiap bulan ke Posyandu, Kader akan membantu Ibu ☺

"Namun ada yang seringkali terlewat dilakukan oleh orang tua, yaitu memberikan Stimulasi. Memberikan makanan bergizi dan imunisasi belum cukup menjamin tumbuh kembang anak optimal sesuai usianya. "

Kalender

Artikel Terkait