Penulis : Tim Content KlikDokter
Ketika mendengar kata 'hipertensi' atau 'tekanan darah tinggi', banyak dari kita langsung mengasosiasikannya dengan penyakit orang dewasa atau lanjut usia. Namun, kenyataannya, hipertensi tidak lagi eksklusif bagi orang dewasa. Anak-anak pun, kini berisiko menghadapi kondisi medis ini.
Pengertian
Hipertensi, yang dikenal juga dengan tekanan darah tinggi, adalah kondisi di mana tekanan darah pada dinding arteri meningkat secara persisten. Pada anak-anak, diagnosis hipertensi biasanya ditentukan berdasarkan pengukuran tekanan darah yang berulang kali melebihi percentil 95 untuk usia, jenis kelamin, dan tinggi badan.
Penyebab
-
Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan hipertensi meningkatkan risiko seorang anak terkena kondisi yang sama.
-
Kondisi medis tertentu: Penyakit ginjal, jantung, atau endokrin bisa menyebabkan hipertensi sekunder pada anak.
-
Obesitas: Berat badan berlebih berkorelasi dengan peningkatan tekanan darah.
-
Polusi lingkungan: Paparan polutan tertentu dapat mempengaruhi tekanan darah.
-
Gaya hidup: Konsumsi garam berlebih, kurang aktivitas fisik, dan stres juga berkontribusi.
Gejala
Meski seringkali asimtomatik, beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain:
-
Sakit kepala
-
Kelelahan
-
Pandangan kabur
-
Dada terasa sesak atau nyeri
-
Detak jantung tidak teratur
-
Berdebar-debar di telinga
-
Pendarahan hidung
Diagnosis
-
Pengukuran tekanan darah: Menggunakan manset dan stetoskop atau alat digital. Penting untuk mengukurnya dalam keadaan istirahat.
-
Rekam medis: Mencatat riwayat kesehatan dan gaya hidup anak.
-
Pemeriksaan laboratorium: Seperti tes darah dan urin untuk menilai fungsi ginjal dan deteksi penyebab lainnya.
-
Pemeriksaan pencitraan: Seperti USG ginjal atau MRI, untuk menilai kondisi organ dalam.
Pengobatan
-
Obat-obatan: Diuretik, beta-blocker, atau ACE inhibitor mungkin diberikan tergantung penyebab dan tingkat keparahannya.
-
Perubahan gaya hidup: Mengurangi asupan garam, diet seimbang, olahraga rutin, dan pengelolaan stres.
-
Pengobatan kondisi penyerta: Jika hipertensi disebabkan oleh kondisi medis lain, pengobatan terhadap kondisi tersebut dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Pencegahan
-
Diet seimbang: Konsumsi buah, sayuran, dan sumber protein tanpa lemak.
-
Batasi garam: Batasi asupan garam dan makanan olahan.
-
Aktivitas fisik: Anjurkan anak untuk berolahraga secara rutin.
-
Pengelolaan berat badan: Pastikan anak memiliki berat badan ideal sesuai usianya.
-
Pendidikan kesehatan: Mengedukasi anak tentang pentingnya gaya hidup sehat.
Komplikasi
-
Kerusakan organ: Jantung, ginjal, mata, dan otak dapat terpengaruh.
-
Stroke: Penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak.
-
Gagal jantung: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dengan efektif.
-
Gagal ginjal: Kerusakan ginjal yang berkepanjangan dapat menyebabkan kebutuhan dialisis.
Referensi
-
American Academy of Pediatrics. "Pediatric Hypertension: Guidelines and Challenges." AAP News & Journals.
-
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. "Hipertensi pada Anak." Kemenkes RI.
Dalam era modern ini, anak-anak juga berisiko terkena berbagai penyakit yang dulunya dianggap eksklusif bagi orang dewasa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami, mendeteksi dini, dan mengelola kondisi seperti hipertensi agar generasi masa depan kita tetap sehat dan kuat.
Artikel tentang penyakit dan gejala hipertensi sudah pernah tayang di KlikDokter.