Dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di tengah masyarakat Indonesia, ada 4 masalah gizi yang harus mendapatkan perhatian khusus, diantaranya adalah weight faltering, underweight, gizi kurang, dan gizi buruk.
Pendapat tersebut juga didukung dengan pernyataan dr. Maria Endang Sumiwi, MPH selaku Dirjen Kesehatan Masyarakat. Dalam keterangannya Dirjen Endang mengatakan bahwa apabila keempat masalah gizi tersebut tidak turun, maka sulit bagi indonesia untuk menurunkan prevalensi stunting. Sehingga dengan demikian, proses pencegahan stunting harus terus dilakukan dari hulu yaitu sejak masa kehamilan sampai anak berumur 2 tahun atau 1000 hari pertama kehidupan.
Pada periode setelah lahir, Dirjen Endang berpesan untuk mengutamakan pemantauan pertumbuhan yang dilakukan setiap bulannya secara rutin. Dengan demikian gangguan pertumbuhan yang dimulai dari weight faltering dapat diketahui sejak dini, dan permasalahan underweight serta stunting dapat segera dicegah.
Saat ini pemerintah terus melakukan upaya menurunkan prevalensi stunting di tengah masyarakat Indonesia, salah satunya adalah dengan melakukan intervensi sejak dini pada saat masa kehamilan dan intervensi kedua saat bayi mendapatkan MP-ASI.
Lebih lanjut Dirjen Endang menjelaskan bahwa upaya intervensi yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mengalihkan pemberian makanan tambahan biskuit menjadi pemberian makanan tambahan dengan makanan lokal, pemberian edukasi kepada ibu tentang cara pemberian makanan yang baik untuk anak, memberikan pengertian mengenai pentingnya melakukan Inisiasi Menyusu Dini, pemberian ASI eksklusif, serta pemberian protein hewani dan konseling gizi.