Perilaku Vektor Malaria Di Indonesia


Perilaku Vektor Malaria Di Indonesia

Nyamuk penular malaria berbeda jenisnya dengan nyamuk penular DBD. Malaria ditularkan oleh beberapa spesies nyamuk dari genus Anopheles sp, sedangkan DBD ditularkan oleh beberapa spesies dari genus Aedes sp. Dalam tubuh nyamuk, parasit Plasmodium sp. yang menjadi penyebab Malaria mengalami proses perkembangbiakan seksual. 

Nyamuk Anopheles sp. dalam siklus perkembangannya melalui dua tahapan yaitu fase pradewasa  dan dewasa. Stadium pradewasa ditemukan di perairan sedangkan stadium  dewasa di udara. Fase perkembangan nyamuk adalah telur, larva, pupa, dan nyamuk. Waktu yang dibutuhkan telur berkembang menjadi nyamuk kurang lebih 9-12 hari. Faktor lingkungan sangat mempengaruhi lama siklus hidup nyamuk menjadi dewasa. Jika dilihat dari kemampuan hidupnya,  nyamuk jantan biasanya berumur  lebih pendek jika dibandingkan nyamuk betina. 

Karakteristik tempat perkembangbiakan jentik nyamuk dari genus Anopheles sp. berbeda-beda tergantung dari spesiesnya. Beberapa spesies lebih menyukai tempat yang teduh tetapi sebagian dapat ditemukan di tempat yang terkena sinar matahari langsung. Secara umum, jentik Anopheles sp. menyukai tempat perkembangbiakan yang langsung bersentuhan dengan tanah. Berdasarkan kadar garamnya, terdapat spesies jentik Anopheles sp. yang hidup di air tawar dan beberapa spesies lainnya memiliki habitat perkembangbiakannya di air payau. An. sundaicus dan An. Subpictus adalah  spesies Anopheles sp. yang jentiknya ditemukan di air payau dengan  salinitas 12-18 permil. 

 

Dalam proses perkembangbiakannya, Anopheles sp. betina  akan menghisap darah setelah melakukan perkawinan. Darah digunakan untuk proses pemasakan telur nyamuk. Hanya nyamuk betina yang melakukan penghisapan darah, sedangkan nyamuk jantan membutuhkan sari buah untuk energi dan pertumbuhannya. Berdasarkan perilakunya, Anopheles sp. aktif menghisap darah pada waktu malam hari (sekitar jam 6 sore sampai jam 6 pagi). Perilaku ini bervariasi tergantung dari spesiesnya, ada yang menggigit mulai senja hingga tengah malam dan ada pula yang mulai tengah malam hingga menjelang pagi. Berdasarkan lokasi mencari darahnya, nyamuk Anopheles sp. dapat dibedakan menjadi menghisap darah di luar rumah (eksofagik), maupun di dalam rumah (endofagik). 

Nyamuk Anopheles sp. memiliki dua cara beristirahat, yaitu istirahat yang sebenarnya (selama waktu menunggu proses perkembangan telur) dan istirahat sementara (sebelum dan sesudah mencari darah). Berdasarkan kemampuan terbangnya, nyamuk betina memiliki jarak terbang hingga 0.5-5 km, sedangkan nyamuk jantan biasanya hidup di sekitar tempat perkembangbiakannya. Dengan mengetahui perilaku nyamuk, kita dapat mengetahui cara yang tepat dalam mencegah gigitan nyamuk Anopheles sp. 

 

Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan dari segi penularnya:

  1. Menjaga kebersihan lingkungan yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak maupun beristirahat nyamuk

  2. Memakai obat anti nyamuk, utamanya ketika beraktifitas di malam hari / diluar rumah

  3. Memasang kawat kasa pada ventilasi pintu dan jendela rumah untuk mencegah masuk ke dalam rumah

  4. Memakai baju lengan panjang dan celana panjang apabila melakukan kegiatan di luar rumah malam hari terutama di daerah endemis malaria (memancing, ronda malam, berkemah, masuk hutan, dan lain-lain)

 

"Faktor lingkungan lain yang berpengaruh terhadap perkembangbiakan jentik Anopheles sp. adalah aliran air dan PH. An. barbirostris menyukai tempat perindukan yang airnya statis atau mengalir sedikit. An. minimus menyukai tempat perindukan dengan aliran air agak deras seperti saluran irigasi dan sungai kecil yang teduh, sedangkan An. letifer menyukai air yang tergenang. An. letifer membutuhkan pH air rendah (asam) di perairan/rawa gambut di Kalimantan."

Kalender

Artikel Terkait