Menyusui merupakan salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan dasar bayi, baik dari sisi nutrisi maupun kedekatan emosional.
Namun seiring bertambahnya usia dan perkembangan bayi, kebutuhan akan menyusu di malam hari dapat berkurang secara alami. Di sinilah pentingnya pemahaman mengenai night weaning atau penyapihan dari menyusu malam hari.
Perlu ditekankan bahwa menyapih di malam hari bukan berarti berhenti menyusui secara keseluruhan, melainkan proses transisi yang bertujuan membantu bayi mendapatkan tidur malam yang lebih berkualitas, tanpa mengorbankan kecukupan nutrisi atau hubungan emosional antara ibu dan anak.
Tanda-Tanda Bayi Siap untuk Disapih dari Menyusu Malam
Berikut adalah tanda-tanda yang dapat membantu orang tua menentukan apakah bayi sudah siap untuk mengurangi atau berhenti menyusu di malam hari:
-
Usia Minimal 6 Bulan dengan Tumbuh Kembang Sesuai
Sebagian besar bayi dianggap siap disapih dari menyusu malam setelah berusia 6 bulan, dengan catatan berat badan stabil dan grafik pertumbuhan sesuai standar WHO.
Konsultasi dengan tenaga kesehatan sangat disarankan untuk memastikan kesiapan ini secara medis. -
Asupan Nutrisi di Siang Hari Sudah Cukup
Jika bayi sudah mampu menyusu atau makan dengan baik di siang hari, baik dari ASI, susu formula, maupun MPASI (untuk bayi usia 6 bulan ke atas), maka kebutuhan kalori dari malam hari mulai berkurang. Hal ini menandakan bahwa menyusu malam sudah bukan lagi kebutuhan utama, melainkan kebiasaan. -
Pola Menyusu Malam Lebih Bersifat Kebiasaan
Ciri-ciri bayi yang menyusu malam karena kebiasaan antara lain:
● Terbangun setiap 1–2 jam hanya untuk menyusu sebentar
● Langsung tertidur kembali setelah menyusu tanpa benar-benar menyusu hingga kenyang
● Menyusu lebih sebagai alat bantu tidur (mirip seperti empeng)
Jika pola ini terjadi, artinya bayi kemungkinan tidak benar-benar lapar saat terbangun malam hari tetapi hanya mencari kenyamanan saja. -
Pernah atau Mampu Tidur Panjang di Malam Hari
Bayi yang pernah tidur malam tanpa terbangun selama 6–8 jam tanpa menyusu menunjukkan kemampuan alami untuk tidur lebih panjang.
Jika bayi kembali sering terbangun di malam hari, bisa jadi hal tersebut disebabkan oleh kebiasaan tidur yang sudah terbentuk, bukan karena kebutuhan fisiologis seperti lapar. -
Orang Tua Siap Mendampingi Proses Secara Konsisten
Selain kesiapan anak, menyapih di malam hari memerlukan kesiapan dari orang tua untuk menjalani proses dengan tenang, konsisten, dan penuh empati. Penting untuk memastikan bahwa kedua orang tua memahami tujuan penyapihan malam, serta sepakat dalam pendekatan yang akan digunakan.
Fokus utama dari menyapih di malam hari bukan hanya mengurangi frekuensi menyusu, tetapi juga bisa membantu anak tidur lebih mandiri dan membentuk rutinitas tidur yang sehat. Dengan mengenali tanda kesiapan bayi dan memberikan dukungan yang konsisten, menyapih di malam hari bisa dilakukan dengan lancar. Perlu diingat juga bahwa setiap anak berkembang dengan ritmenya sendiri, jadi sebaiknya hindari membanding-bandingkan kesiapannya dengan anak lain, ya. Semoga berhasil menyapih si Kecil di malam hari!
Catatan Penting:
- Menyapih di malam hari sebaiknya tidak dilakukan secara tiba-tiba. Pendekatan dapat disesuaikan bertahap sesuai kondisi anak dan keluarga.
- Sleep training dan night weaning adalah dua hal yang berbeda. Keduanya dapat dilakukan bersamaan atau terpisah, tergantung kesiapan anak dan keputusan orang tua.
Kesimpulan
Bayi dapat dikatakan siap disapih dari menyusu malam jika:
✔ Usianya sudah minimal 6 bulan
✔ Berat badan dan pertumbuhannya sesuai
✔ Mampu menyusu atau makan cukup di siang hari
✔ Menyusu malam lebih karena kebiasaan, bukan kebutuhan
✔ Telah menunjukkan kemampuan tidur lebih panjang
✔ Orang tua siap secara mental dan emosional
Penulis: Elvina Yahya, Bsc (Hons) - Food Technology & Nutrition
Certified Pediatric Sleep Consultant
Founder of @happylittlesleeper