Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) diperingati setiap tanggal 31 Mei. Tema yang diangkat pada peringatan HTTS tahun ini adalah “We Need Food Not Tobacco”. Tema ini diangkat bertujuan untuk mendorong peluang produksi dan pemasaran tanaman alternatif yang berkelanjutan dan bergizi bagi petani tembakau. Hal ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap krisis pangan global.
Kerawanan pangan dan kerusakan lahan
Perang yang terjadi di beberapa wilayah, perubahan iklim serta dampak sosial ekonomi dari pandemi COVID-19 meningkatkan krisis pangan.
-
Sekitar 3,5 juta hektar lahan dikonversi untuk penanaman tembakau setiap tahun yang berkontribusi terhadap deforestasi seluas 200.000 hektar per tahun.
-
Penanaman tembakau membutuhkan pestisida dan pupuk dalam jumlah besar yang berkontribusi terhadap degradasi tanah.
-
Lahan yang digunakan untuk menanam tembakau nantinya memiliki kapasitas yang lebih rendah untuk menanam tanaman lain karena tembakau mengurangi kesuburan tanah
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa setiap keuntungan yang diperoleh dari tembakau sebagai tanaman komersial mungkin tidak dapat mengimbangi kerusakan yang terjadi pada produksi pangan berkelanjutan di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Mendukung terciptanya mata pencaharian alternatif
Kesejahteraan petani tembakau kerap menjadi alasan dalam mempertahankan pertanian tembakau faktanya ini sangat jauh dari kebenaran. Penggunaan insektisida dan bahan kimia beracun selama penanaman menyebabkan permasalahan kesehatan bagi banyak petani dan keluarganya. Sembilan dari 10 pembudidaya tembakau terbesar adalah negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan 4 di antaranya didefinisikan sebagai negara dengan defisit pangan berpenghasilan rendah. Lahan yang digunakan untuk menanam tembakau dapat digunakan secara lebih efisien untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB 2 – tanpa kelaparan.
Kampanye HTTS 2023 menyerukan kepada pemerintah dan pembuat kebijakan untuk mengembangkan kebijakan dan strategi yang memungkinkan kondisi pasar bagi petani tembakau untuk beralih ke tanaman pangan. Ini diharapkan akan memberi mereka dan keluarga mereka kehidupan yang lebih baik. Konvensi Kerangka Kerja WHO tentang Pengendalian Tembakau menawarkan prinsip-prinsip spesifik dan opsi kebijakan untuk mempromosikan alternatif yang layak secara ekonomi bagi pekerja tembakau, petani dan penjual perorangan dan peningkatan perlindungan lingkungan dan kesehatan manusia.
Pengeluaran kedua terbesar rumah tangga Indonesia
Di Indonesia sendiri berdasarkan data BPS konsumsi rokok merupakan pengeluaran kedua terbesar di rumah tangga setelah makanan jadi. Konsumsi rokok bahkan mengalahkan konsumsi beras, sayur, telur, susu dan daging. Hal ini jelas sangat berpengaruh terhadap peningkatan status gizi di Indonesia. Untuk Healthies yang ingin berhenti merokok, bisa banget kamu cari infonya di artikel tentang S.T.A.R.T. Yuk kita dukung pada peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023 ini dengan menggunakan twibbon HTTS yang bisa kamu akses di https://twb.nz/httskemenkes2023