(Sumber Foto : di Sini)
Suatu malam, saya membaca sebuah tulisan yang sangat inspiratif tentang kisah pilu seorang ibu yang pernah mencurahkan kesedihannya melalui akun media sosialnya di tahun 2019 berjudul Jagoanku pergi ke “SURGA”. Ibu tersebut kehilangan putranya yang meninggal saat masih berusia satu bulan setelah divonis mengalami Pneumonia.
Ibu itu melahirkan bayinya di tanggal 27 Juni 2017 terlahir sehat dan selamat dengan berat 3,3 kg dan panjang 47 cm.
Sebulan kemudian mereka menyelenggarakan acara Aqiqah. Saat acara itu, bayinya dibawa ke ruang tamu karena banyak tamu yg ingin melihatnya. Begitu sibuknya dengan tamu, sampai-sampai dia tak menyadari kalau ada orang yang sedang merokok di sekitar bayinya.
Awalnya bayinya baik-baik saja tak ada kendala namun dua hari setelah acara Aqiqah, bayinya batuk-batuk dan nafasnya tersendat-sendat (sesak). Walau sudah diberi obat batuk namun nafasnya makin sesak, akhirnya mereka membawa bayinya ke rumah sakit dan dirawat di PICU.
Dokter menjelaskan hasil rotgen bayinya, "jadi gini bu, pak ... bayi ini mengalami Pneumonia sangat berat. Ini hasil rotgen nya, seharusnya paru-parunya itu berwarna hitam. Tapi di sini paru-paru dede bayi hampir putih semua. Hitamnya hanya sebagian aja.”
Tanggal 30 Juli 2017 Pukul 10.08 WIB, bayinya menghembuskan nafas terakhirnya. Kisah lengkapnya dapat diakses di sini )
Setelah menyimak kisah di atas, mungkin timbul pertanyaan dalam benak kita. Mengapa anak ibu itu mengalami Pneumonia? Apa yang menyebabkannya? Apa kaitannya dengan asap rokok? Agar kita bisa lebih memahaminya…Ayo kita kenali gejala-gejala, faktor risiko dan langkah pencegahannya!
Pneumonia pada Anak, Apakah itu?
Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan pada sistem pernapasan. Pneumonia pada anak terjadi ketika paru-paru anak mengalami peradangan atau infeksi. Kondisi ini biasanya diawali dengan infeksi pada saluran pernapasan atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Infeksi tersebut kemudian menuju paru-paru dan menyebabkan penumpukan cairan, sehingga mengakibatkan aliran udara di dalam paru-paru tersumbat. Pada kondisi ini, napas anak akan menjadi semakin berat hingga mengalami kesulitan dalam bernapas.
Apa Penyebab Pneumonia pada Anak?
Mengutip dari IDAI, Pneumonia yang menyerang anak dapat disebabkan oleh berbagai macam virus, bakteri, atau jamur. Bakteri yang paling banyak ditemukan pada kasus Pneumonia antara lain Pneumokokus (Streptococcus pneumonia), Stafilokokus (Staphylococcus aureus), dan HiB (Haemophilus influenzae type b).
Sedangkan beberapa Virus yang dapat menyebabkan Pneumonia pada anak antara lain Rhinovirus, Virus Influenza dan Respiratory Syncytial Virus (RSV). Selain itu, Virus Campak (morbili) juga dapat menyebabkan komplikasi berupa Pneumonia pada kondisi tertentu.
Faktor Risiko Pneumonia pada Anak
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak terkena Pneumonia adalah:
-
Mengalami kelahiran prematur.
-
Kurang gizi (malnutrisi).
-
Belum memperoleh vaksin Pneumonia.
-
Tidak mendapatkan ASI eksklusif ketika bayi.
-
Terdapat kelainan bawaan pada organ paru-paru dan pernapasan.
-
Faktor lingkungan, seperti paparan asap rokok, debu, polusi udara, atau tinggal di daerah pemukiman padat penduduk.
Bagaimana mengenali Gejala-Gejala Pneumonia pada Anak?
Gejala Pneumonia sering kali diawali dengan infeksi saluran pernapasan atas (hidung dan tenggorokan) yang biasanya muncul 2–3 hari setelah tubuh terinfeksi. dapat disertai peningkatan laju pernapasan (takipnea) dan tarikan dinding dada saat bernapas.
Apabila penyebabnya bakteri, maka beberapa gejala yang biasanya muncul yaitu:
-
Demam.
-
Tampak sesak napas.
-
Muntah atau diare.
-
Batuk kering atau berdahak disertai lendir.
-
Kelelahan.
-
Kehilangan nafsu makan.
-
Pada kondisi lebih parah, terjadi perubahan warna bibir dan kuku membiru (sianosis).
Gejala Pneumonia yang disebabkan oleh virus sebenarnya hampir mirip dengan Pneumonia akibat bakteri. Namun kemunculannya terjadi secara perlahan. Beberapa gejala lain yang mungkin dialami oleh anak adalah:
-
Demam dan keringat dingin.
-
Mengi dan kesulitan bernapas.
-
Batuk yang semakin memburuk.(1)
Bila anak mengalami gejala-gejala tersebut, maka segera periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat.
Mengapa Asap Rokok Berbahaya bagi Kesehatan?
Salah satu alasan mengapa anak lebih rentan terkena Pneumonia adalah karena sistem imun tubuhnya yang masih lemah dan belum terbentuk sempurna. Tadi sudah dibahas bahwa Pneumonia adalah peradangan pada Parenkim Paru yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Nah..bila seorang anak terpapar asap rokok, maka zat-zat kimia yang terkandung dalam asap rokok akan terhirup olehnya. Selanjutnya anak tersebut akan mengalami penurunan sistem imun tubuh sehingga dia akan berisiko terinfeksi oleh virus atau bakteri penyebab Pneumonia.
Asap rokok diduga menjadi bagian paling berbahaya dari rokok karena mengandung zat yang lebih berbahaya ketimbang asap yang dihirup oleh perokok. Meski kamu bukan perokok, tetapi terpapar asap rokok secara teratur, maka tubuh tetap menyerap nikotin dan zat berbahaya yang mengandung lebih dari 4000 senyawa kimia, yang mana 250 jenis diantaranya dikenal sangat beracun.(2)
Dampak lain yang ditimbulkan pada lingkungan dengan adanya perokok dalam rumah terutama bagi orang yang bukan perokok (third hand smoke atau orang ketiga. antara lain :
-
Menyebabkan lebih banyak kasus kanker
-
Merusak DNA
-
Membentuk zat pemicu kanker
-
Mengancam kesehatan anak.(3)
Oleh karena itu…menjaga lingkungan dari polusi asap rokok sangatlah penting bagi kesehatan. Pernahkah kita mendambakan tinggal atau berada di lingkungan yang bersih dari polusi asap rokok yang mungkin setiap hari dapat kita hirup? Bagaimana mewujudkannya ya?
Gerakan Akar Rumput
Ada beberapa langkah yang perlu kita lakukan untuk menghindari paparan asap rokok. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah melalui Gerakan Akar Rumput.
Dalam Wikipedia Bahasa Indonesia, Gerakan Akar Rumput adalah gerakan yang memakai masyarakat di sebuah distrik, kawasan atau komunitas tertentu sebagai dasar untuk gerakan politik atau ekonomi.(4) Gerakan semacam ini dapat juga digunakan dalam bidang kesehatan, misalnya menggerakkan masyarakat untuk sadar akan bahaya rokok. Gerakan ini dapat menjadi solusi dari permasalahan terkait polusi asap rokok.
Tiap-tiap anggota dari gerakan tersebut menerapkan hidup sehat yang dimulai dari diri sendiri misalnya tidak merokok atau segera berhenti merokok, tidak merokok di dalam rumah sendiri dan menerapkan pada lingkungan rumah sendiri misalnya mengajak tetangga untuk menciptakan kawasan bebas asap rokok.
Gerakan ini dapat diinisiasi oleh ibu-ibu PKK, Karangtaruna, pejabat Rt/Rw dan puskesmas setempat dengan mengadakan sosialisasi misalnya memberikan informasi terkait bahaya asap rokok, menempatkan spanduk himbauan kawasan bebas asap rokok di setiap sudut lingkungan tempat tinggal serta menyediakan fasilitas tempat khusus untuk merokok agar asap rokok tidak mencemari ke mana-mana.
Bila perilaku tersebut diterapkan oleh semua anggotanya, maka tidak tertutup kemungkinan impian kita untuk hidup di lingkungan bebas asap rokok akan terwujud. Bukankah demikian?.....Terima kasih.
Sumber :
-
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/pneumonia-pada-anak
-
https://www.halodoc.com/artikel/ini-yang-terjadi-kalau-terlalu-sering-terpapar-asap-rokok
-
https://dinkes.surakarta.go.id/bahaya-dan-dampak-asap-rokok-di-dalam-rumah/