Mengoptimalkan Bonus Demografi: Kesehatan Masyarakat Sebagai Kunci Keberhasilan


Mengoptimalkan Bonus Demografi: Kesehatan Masyarakat Sebagai Kunci Keberhasilan

Bonus demografi muncul ketika mayoritas penduduk dalam suatu masyarakat berada dalam kelompok usia produktif, yaitu rentang usia 15 hingga 64 tahun. Potensi ini dapat memberikan manfaat besar dalam hal tenaga kerja, namun, keberhasilannya harus senantiasa disertai oleh kesehatan yang prima dan tingkat kecerdasan yang baik. Mengapa hal ini penting? Karena ketika kelompok usia produktif memiliki kesehatan dan kecerdasan yang optimal, dampak positifnya akan terasa dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia serta indeks pembangunan manusia di suatu negara. Sebaliknya, jika kelompok usia produktif mengalami masalah kesehatan dan rendah kecerdasannya, hal ini dapat berujung pada bencana. Tidak hanya berdampak pada produktivitas, tetapi juga menambah beban negara.

Indonesia diharapkan akan mengalami bonus demografi sekitar tahun 2030 – 2035. Menghadapi fenomena ini, semua sektor dan lapisan masyarakat perlu aktif berkontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tidak ada waktu untuk tunda-tunda atau meremehkan situasi yang ada.

Saat ini, kita dihadapkan pada berbagai tantangan serius. Penyakit tidak menular terus meningkat, sementara tekanan hidup dan masalah kejiwaan juga semakin meluas. Masalah gizi juga menjadi ancaman serius, dengan tiga beban malnutrisi yang perlu diatasi: gizi kurang, kelaparan terselubung, dan obesitas. Semua ini mengancam kelangsungan hidup, perkembangan anak, dan kemajuan bangsa.

Dalam menghadapi situasi yang rumit ini, agar bangsa ini benar-benar bisa merasakan manfaat dari bonus demografi dan menghindari risiko yang ada, setiap individu perlu berperan aktif dalam menjaga kesehatan diri dan mencegah penyakit yang dapat menyerang. Untuk mencapai hal ini, setiap orang harus melakukan upaya pembenahan dan meningkatkan kesadaran akan kesehatan, dengan menerapkan langkah-langkah berikut:

  1. Mencegah dan Mengelola Penyakit Tidak Menular (PTM) serta Masalah Kejiwaan

Masalah kesehatan seperti penyakit tidak menular (PTM) merupakan isu yang kompleks, karena belum ada obat yang dapat menyembuhkan secara total. Peningkatan jumlah penderita PTM disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, sehingga seringkali masalah ini terdeteksi terlambat. Pentingnya deteksi dini sangatlah besar, karena banyak dari penyakit ini dapat menyebabkan cacat atau bahkan kematian. Selain itu, PTM juga memiliki kaitan erat dengan masalah kejiwaan seperti depresi.

  1. Mencegah dan Mengelola PTM

Kementerian Kesehatan telah merumuskan program CERDIK sebagai upaya pencegahan PTM. Langkah-langkah dalam program ini meliputi pemeriksaan kesehatan secara rutin, berhenti merokok, menjaga aktivitas fisik yang cukup, mengadopsi pola makan seimbang, tidur yang cukup, dan mengelola stres. Pemeriksaan kesehatan rutin penting untuk mendeteksi risiko PTM sejak dini, baik berdasarkan faktor genetik maupun perilaku. Berhenti merokok dapat mengurangi risiko terkena PTM yang disebabkan oleh zat berbahaya dalam rokok, baik bagi perokok maupun orang di sekitarnya. Aktivitas fisik yang teratur juga berperan dalam penyerapan nutrisi dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Pola makan seimbang mengacu pada kebutuhan dan kondisi tubuh. Istirahat yang cukup diperlukan untuk pemulihan fisik, dan pengelolaan stres menjadi penting agar produktivitas tetap terjaga.

  1. Mengelola Masalah Kejiwaan

Tantangan kejiwaan dapat mempengaruhi siapa saja, mulai dari stres hingga depresi. Cara menghadapinya adalah dengan teknik dan strategi yang tepat. Banyak orang merasa terbebani oleh masalah besar seperti kegagalan dalam pendidikan atau pekerjaan, tetapi juga ada yang mengalami depresi akibat masalah sederhana. Menangani masalah kejiwaan dengan bijak dan memanfaatkannya sebagai pendorong untuk lebih baik adalah kunci utama.

 

  1. Pola Makan Seimbang dan Sehat

  1. Gizi Seimbang

Menjaga pola makan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan tubuh sangatlah penting. Aktivitas fisik, usia, dan kondisi tubuh harus diperhitungkan. Orang dengan aktivitas fisik tinggi membutuhkan asupan karbohidrat dan lemak yang lebih banyak, sementara mereka dengan aktivitas fisik rendah sebaiknya mengurangi konsumsi karbohidrat dan lemak sambil meningkatkan aktivitas fisik.

  1. Konsumsi Air Putih

Air putih memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Asupan air yang cukup membantu kelancaran fungsi tubuh. Idealnya, konsumsi 30 ml air per kilogram berat badan atau sekitar 8 gelas (masing-masing 200 ml) per hari. Sebaiknya hindari minuman berenergi yang mengandung gula berlebihan.

  1. Pilih Makanan Sehat dan Hindari Bahan Kimia Berlebih

Saat ini, masyarakat banyak mengonsumsi makanan olahan. Tidak masalah mengonsumsi makanan olahan selama makanan tersebut mengandung nutrisi yang sehat dan tidak terkontaminasi zat berbahaya. Hindari makanan yang mengandung bahan kimia berlebih seperti pemanis buatan, pewarna, penyedap rasa, pengawet, dan pengemulsi.

  1. Pilih Makanan Alami dan Bersih

Makanan alami seperti sayuran, buah, dan ikan memang menjadi pilihan yang lebih baik. Namun, pastikan makanan tersebut tidak tercemar insektisida atau bahan kimia lainnya yang dapat membahayakan kesehatan.

 

  1. Pengendalian Penyakit Menular

Pemerintah telah memperjuangkan eliminasi penyakit menular seperti AIDS, Tuberkulosis, Malaria, Sifilis, dan Hepatitis B pada tahun 2030. Hal ini memiliki kaitan erat dengan bonus demografi yang diharapkan. Eliminasi penyakit ini akan membantu menjaga produktivitas populasi usia produktif dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

  1. Mengatasi Stunting

Stunting harus diatasi dengan serius, karena memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan masyarakat. Peningkatan kualitas gizi pada anak-anak sangat penting untuk mencegah penyakit yang dapat muncul saat dewasa.

  1. Hentikan Kebiasaan Merokok

Rokok bukan hanya masalah kesehatan individu, tetapi juga masalah kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Merokok tidak hanya merugikan kesehatan perokok, tetapi juga berkontribusi pada masalah seperti stunting, depresi, dan penyakit tidak menular.

  1. Hindari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya

Narkotika, psikotropika, alkohol, dan zat adiktif lainnya memiliki dampak buruk pada kesehatan dan kualitas hidup. Menghindari konsumsi zat-zat ini sangat penting untuk menjaga kesehatan dan stabilitas hidup.

  1. Terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku bersih dan sehat sangat berpengaruh pada kesehatan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Melakukan tindakan sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun, membuang sampah pada tempatnya, dan menjaga kebersihan lingkungan dapat membantu mencegah penyakit menular.

Ketika kita berharap mendapatkan manfaat dari bonus demografi, penting untuk seluruh individu turut serta dalam usaha ini. Fokus pada kesehatan menjadi langkah minimal untuk memaksimalkan potensi bonus demografi. Mari berupaya menjalani gaya hidup sehat, dimulai dari langkah-langkah kecil, dan mulai sekarang. Keselamatan, kesehatan, dan kualitas hidup kita semua berada dalam genggaman tangan kita sendiri.

Mau bonus demografi? Hidup sehat kuncinya!

 

 

Kalender

Artikel Terkait