Mikroplastik : Wujudnya Tak Nampak Dan Dampaknya Tak Terduga


Mikroplastik : Wujudnya Tak Nampak Dan Dampaknya Tak Terduga

Ini dia Mikroplastik “Si Kecil Cabe Rawit,” walau tak kasatmata namun dampaknya mengancam kesehatan kita. 

Pernahkah kamu melihat pantai atau sungai yang penuh dengan limbah plastik? Kira-kira kemana ya...perginya limbah plastik itu setelah sekian lama mencemari laut atau sungai? Pernahkah  terbayangkan oleh kita bahwa limbah plastik yang dibuang sembarangan itu dapat tertelan oleh kita saat mengkonsumsi ikan atau hewan lain yang hidup di perairan? Kenapa bisa ya? 

Nah kalo mau tau, ayo kita lebih mengenal apa itu Mikroplastik dan dampaknya bagi kesehatan.

Mikroplastik, apakah itu? 

Mikroplastik adalah potongan plastik yang sangat kecil dan dapat mencemari lingkungan. Meskipun ada berbagai pendapat mengenai ukurannya, mikroplastik didefinisikan memiliki diameter yang kurang dari 5 mm.[1]

Terdapat dua jenis mikroplastik yaitu mikro primer yang diproduksi langsung untuk produk tertentu yang dipakai manusia (seperti sabun, deterjen, kosmetik, dan pakaian), serta mikro sekunder yang berasal dari penguraian sampah plastik di lautan. Kedua jenis mikroplastik ini dapat bertahan di lingkungan dalam waktu yang lama.[1]

Mikroplastik dapat ditelan oleh makhluk hidup yang sangat kecil seperti bakteri, amoeba dan plankton yang hidup di perairan hingga akhirnya dimakan oleh pemangsanya seperti ikan atau hewan air lainnya sehingga akan mengalami penimbunan di dalam tubuh hewan pemangsa tersebut.

Mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia salah satunya melalui makanan, misalnya mengkonsumsi ikan atau hewan air yang tercemar limbah plastik, penggunaan garam saat pengawetan ikan dan penggunaan wadah makanan yang terbuat dari plastik.

Selain itu berdasarkan hasil penelitian Eka Chlara Budiarti dari Ecological Observation and Wetlands Conservation menemukan bahwa mikroplastik dapat memasuki tubuh manusia melalui beberapa cara, antara lain pernapasan, pencernaan dan paparan terhadap benda plastik yang sudah mengalami pelapukan.(2)

Proses Penguraian Limbah Plastik

Tadi telah disebutkan bahwa Mikroplastik merupakan material plastik yang ukurannya lebih kecil dari 5 milimeter hingga 1 mikron. Tipenya dibagi menjadi empat, tipe pertama merupakan butiran yang berbetuk bulat halus, tipe kedua fragmen yang merupakan pecahan dari plastik makro, tipe selanjutnya yakni tipe film yang sangat tipis bahkan hampir transparan biasanya berasal dari plastik pembungkus, dan tipe terakhir berbentuk serat yang biasanya berasal dari senar pancingan dan serat pakaian.(3) 

Sumber mikroplastik yang banyak ditemukan di perairan adalah berasal dari buangan kantong-kantong plastik baik kantong plastik yang berukuran besar maupun kecil, bungkus nasi atau sterefoam, kemasan- kemasan makanan siap saji dan botol-botol minuman plastik.

Limbah plastik tersebut mengalami proses penguraian oleh lingkungan, termasuk dari sinar matahari. Proses ini membuat plastik menjadi rapuh dan pecah. Meski tidak terurai sepenuhnya, materi ini akan berubah menjadi potongan-potongan kecil yang disebut mikroplastik.

Beberapa jenis mikroplastik yang umum mengkontaminasi makanan antara lain;

  • Bisphenol-A (BPA). Bahan kimia untuk menghasilkan plastik polikarbonat yang kuat, seperti pada wadah makanan dan produk kebersihan.

  • Ftalat (phthalate). Bahan kimia untuk menghasilkan plastik yang fleksibel, transparan, dan tahan lama seperti pada wadah makan.

  • Dioksin. Bahan kimia yang merupakan produk sampingan herbisida dan pemutih kertas yang mencemari lingkungan.

  • Polietilen dan polipropilen. Bahan kimia untuk  kemasan plastik makanan, seperti polyethylene terephthalate (PET), high density polyethylene (HDPE), low density polyethylene (LDPE), dan polypropylene (PP).(4) 

Dampak Mikroplastik Bagi Kesehatan

Eka Chlara Budiarti mengingatkan bahwa dampak mikroplastik masuk ke dalam tubuh manusia adalah dapat terendap di saluran pernapasan, saluran pencernaan dan di organ lain. Endapan mikroplastik dalam tubuh merupakan endapan benda asing yang tidak dapat dicerna atau diserap oleh tubuh. Ini dapat menimbulkan iritasi. Bila dibiarkan terlalu lama maka akan terjadi peradangan yang dapat memicu timbulnya tumor bahkan kanker.

Kita tidak bisa sepenuhnya terhindar dari paparan mikroplastik, namun setidaknya masih ada cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi paparannya antara lain;

  • Hindari memanaskan makanan dalam wadah plastik karena  plastik akan terurai dan dapat larut ke dalam makanan

  • Utamakan menggunakan wadah makanan yang non plastik saat menaruh makanan atau minuman

  •   Hindari minum minuman yang menggunakan botol plastik atau kemasan plastik

Cegah Plastik Mencemari Lingkungan

Saat ini, memang belum ada penelitian terkait cara menanggulangi sampah mikroplastik. Namun kita bisa memulai dengan mengurangi penggunaan sumber dari mikroplastik, yaitu plastik dalam keseharian kita.

Mari tumbuhkan kesadaran untuk mengurangi penggunaan plastik, misalnya lebih banyak menggunakan alat rumah tangga non plastik, membawa tas belanja saat berbelanja dan selalu mengingatkan anggota keluarga untuk selalu membuang sampah pada tempatnya di manapun berada.

Referensi 

  1. https://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama

^ Blair Crawford, Christopher; Quinn, Brian (2016). Microplastic Pollutants. Elsevier Science. ISBN 9780128094068.

^ Arthur, Courtney; Baker, Joel; Bamford, Holly (January 2009). "Proceedings of the International Research Workshop on the Occurrence, Effects and Fate of Microplastic Marine Debris". NOAA Technical Memorandum.

^ name="plastics in marine environment">Hammer, J; Kraak, MH; Parsons, JR (2012). "Plastics in the marine environment: the dark side of a modern gift". Reviews of environmental contamination and toxicology. 220: 1–44. doi:10.1007/978-1-4614-3414-6_1.

^ Grossman, Elizabeth (2015-01-15). "How Plastics from Your Clothes Can End up in Your Fish". Time.

  1. Sinaga, Yuni Arisandi, Antara, Kantor Berita Indonesia;  https://www.antaranews.com/

  2. Patria, Mufti Petala, FMIPA News; https://www.sci.ui.ac.id/

  3. https://hellosehat.com/

 

Kalender

Media Lainnya


Artikel Terkait