HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome) adalah kondisi yang perlu mendapatkan perhatian serius dalam upaya mengendalikan penyebaran virus dan memberikan dukungan bagi penderita.
HIV adalah virus yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh yang dapat menyebabkan AIDS.
Pahami lebih lanjut mengenai langkah-langkah penting seperti pemeriksaan, cara penularan dan cara pencegahan virus HIV.
Ketahui Metode Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV merupakan langkah kritis dalam mendeteksi dan menegakkan diagnosis HIV pada seseorang. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode utama:
-
Pemeriksaan Serologis
Pemeriksaan serologis digunakan untuk menguji keberadaan antibodi anti-HIV dalam darah seseorang. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada usia ≥ 18 bulan, dan hasilnya dikatakan positif jika tiga metode atau tiga reagen berbeda menunjukkan hasil reaktif.
-
Pemeriksaan Virologis
Pemeriksaan virologis digunakan untuk mendeteksi jumlah dan aktivitas HIV dalam darah. Pemeriksaan virologis kuantitatif atau kualitatif dapat membantu mengukur viral load HIV dan memantau respons terhadap pengobatan ARV.
Ketepatan dan akurasi pemeriksaan HIV sangat penting untuk menetapkan diagnosis yang tepat dan segera memulai pengobatan ARV jika diperlukan.
Penting Mengetahui Cara Penularan HIV
HIV dapat ditularkan melalui beberapa cara, dan penting bagi kita untuk memahaminya agar dapat menghindari penularan virus ini:
-
Hubungan seksual (anal dan vagina) tanpa kondom.
-
Transfusi darah dan transplantasi organ dari orang yang terinfeksi HIV.
-
Penggunaan jarum yang terkontaminasi/tidak steril.
-
Transmisi dari ibu yang terinfeksi HIV ke bayinya selama kehamilan, persalinan dan menyusui.
Namun, jangan sampai salah, HIV tidak menular melalui:
-
Bersentuhan, berciuman, bersalaman dan berpelukan
-
Berbagi peralatan makan dan minum
-
Menggunakan kamar mandi bersama
-
Berenang di kolam renang
-
Gigitan nyamuk
-
Tinggal serumah bersama ODHIV
Langkah Penting Pencegahan HIV
Pencegahan HIV merupakan langkah penting dalam mengurangi jumlah infeksi baru dan mencegah penyebaran virus ini di masyarakat. Beberapa cara pencegahan HIV yang dapat dilakukan adalah:
-
Abstinence & Awareness
Tidak melakukan hubungan seksual sama sekali adalah cara pencegahan yang efektif dalam menghindari penularan HIV. Ini khususnya berlaku bagi remaja dan orang dewasa muda yang belum siap secara fisik dan emosional untuk terlibat dalam hubungan seksual.
Memperkuat skrining HIV bagi mereka yang berisiko tinggi, termasuk pekerja seks komersial, pengguna narkoba suntik, dan orang yang tinggal di wilayah dengan prevalensi tinggi HIV.
-
Be Faithful
Setia pada satu pasangan adalah langkah pencegahan yang dapat mengurangi risiko penularan HIV.
-
Condom & Circumcision
Menggunakan kondom saat berhubungan seksual berisiko dapat mencegah penularan HIV dan infeksi menular seksual lainnya.
Sirkumsisi atau sunat bagi laki-laki telah terbukti dapat mengurangi risiko penularan HIV dalam hubungan heteroseksual.
-
No Drug & Safe Blood Sterile Equipment
Menghindari penggunaan narkoba, terutama narkoba suntik, dapat mencegah penularan HIV melalui jarum yang tidak steril.
Selalu menggunakan peralatan medis yang steril, terutama saat transfusi darah dan transplantasi organ, juga merupakan langkah pencegahan penting.
-
Education
Memberikan informasi yang benar tentang HIV sangat penting untuk menyebarkan kesadaran mengenai risiko dan pencegahan HIV.
Kampanye edukasi harus mencakup informasi tentang tidak melakukan diskriminasi terhadap orang dengan HIV, pentingnya pengobatan ARV (Antiretroviral), dan pentingnya kepatuhan minum obat untuk menekan viral load dan mempertahankan kesehatan penderita HIV.
Pengobatan
Pengobatan ARV bertujuan untuk:
-
Menurunkan jumlah virus (viral load) dalam darah sampai tidak terdeteksi
-
Menurunkan risiko penularan HIV
-
Menurunkan infeksi oportunistik
-
Meningkatkan kualitas hidup
Efek samping yang kemungkinan kecil terjadi pada pengobatan ARV
-
Mual
-
Muntah
-
Diare
-
Demam
-
Ruam
-
Gangguan psikologis (gangguan konsentrasi, gangguan tidur, depresi, kecemasan)
Penyebab kegagalan pengobatan ARV:
-
Ketidakpatuhan minum obat
-
Ketidakpatuhan minum obat dapat dilihat terkait dosis, cara minum obat, waktu minum obat dan periode minum obat yang tidak sesuai dengan aturan.
-
Gangguan penyerapan obat
-
Terjadinya gangguan pada proses penampungan dan penghancuran obat di lambung, penyerapan nutrisi oleh lapisan mukosa usus halus, dan pengaliran nutrisi tersebut ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
-
Interaksi antar obat
-
Interaksi obat adalah perubahan (dalam kadar atau lamanya) aksi satu obat oleh karena adanya zat lain (termasuk obat, makanan dan alkohol) sebelum atau bersamaan dengan obat tersebut. Interaksi obat dapat memberikan dampak buruk berupa kegagalan pengobatan karena dosis terapeutik yang suboptimal dan atau sebaliknya dapat terjadi efek yang menguntungkan.
-
Resistensi virus terhadap obat
-
HIV dianggap ‘resisten (kebal)’ terhadap obat antiretroviral (ARV) tertentu bila virus itu terus menggandakan diri (bereplikasi) walaupun kita memakai obat tersebut. Penyebab resistensi adalah mutasi pada virus. Cara terbaik untuk mencegah terjadinya resistensi, adalah mengendalikan HIV dengan minum obat ARV secara teratur dan tepat waktu.
-
Bila pasien tidak patuh minum obat ARV maka HIV akan lebih mudah bereplikasi.
Melalui pencegahan, pemeriksaan, dan pengobatan yang tepat serta dukungan bagi ODHIV, kita dapat melangkah menuju masyarakat yang lebih sadar akan HIV dan terhindar dari penyebaran virus ini.