Generasi muda menjadi penentu masa depan bangsa. Generasi muda saat ini terdiri dari Generasi Alpha, Generasi Z dan milenial. Mereka merupakan agen perubahan yang membawa dinamika baru dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan. Saat ini, mereka hidup dan tumbuh dalam era digital, di mana informasi mengalir tanpa batas, namun tidak semuanya akurat, termasuk tentang kesehatan. Semua bertebaran di media sosial, aplikasi, hingga kanal berita daring/online.
Banyaknya informasi tidak selalu berarti kebenaran. Di sinilah pentingnya literasi hidup sehat, bukan sekadar pengetahuan, melainkan kemampuan kritis untuk memahami, menilai, memilah informasi dan mengambil keputusan yang cerdas serta menerapkan informasi kesehatan dalam kehidupan sehari-hari demi kesehatan diri dan lingkungan.
Menurut WHO, literasi kesehatan yang baik berhubungan langsung dengan perilaku sehat, kualitas hidup, serta produktivitas seseorang. Artinya, generasi muda yang memiliki literasi kesehatan tinggi akan lebih siap menghadapi tantangan hidup modern, mulai dari pola makan, kesehatan mental, hingga aktivitas fisik.
Literasi hidup sehat mencakup lebih dari sekadar pemahaman tentang gizi atau olahraga, tetapi kemampuan untuk mencari, memahami, menilai, dan menerapkan informasi kesehatan dari berbagai sumber, baik dari platform digital maupun non-digital. Sayangnya, derasnya arus informasi di media sosial juga membawa risiko besar: disinformasi dan hoaks kesehatan. Contohnya, klaim tentang diet ekstrem atau pengobatan alternatif yang tidak terbukti secara ilmiah dapat dengan mudah memengaruhi pandangan mereka.
Tantangan yang Dihadapi Generasi Muda
- Gaya Hidup Instan
Budaya "serba cepat" membuat makanan cepat saji, minuman manis berkemasan, dan kebiasaan duduk berjam-jam menjadi hal biasa. - Paparan Informasi Keliru
Banyak tips kesehatan viral yang belum tentu terbukti secara ilmiah, seperti diet ekstrem atau konsumsi suplemen tanpa panduan. - Kesehatan Mental yang Sering Terabaikan
Tekanan akademik, sosial, hingga tuntutan gaya hidup sering membuat remaja dan pemuda mengalami stres, cemas, bahkan depresi. - Kurangnya Aktivitas Fisik
Gadget atau gawai memang mempermudah hidup, tetapi juga mengurangi aktivitas fisik. Data menunjukkan meningkatnya risiko obesitas dan penyakit metabolik pada usia muda.
Pilar Utama Literasi Hidup Sehat untuk Generasi Muda
Ada 3 (tiga) pilar utama yang harus ditingkatkan dalam membangun literasi hidup sehat yang kuat di kalangan generasi muda, yaitu:
- Pendidikan Kritis di Dunia Digital. Anak muda perlu diajarkan untuk tidak mudah menelan mentah-mentah informasi yang mereka temukan di media sosial seperti TikTok, Instagram, YouTube atau lainnya. Mereka harus mampu mengidentifikasi sumber yang kredibel, seperti Kementerian Kesehatan, WHO, atau lembaga kesehatan terpercaya, serta membedakan antara opini pribadi dengan fakta ilmiah.
- Pemahaman Holistik tentang Kesehatan. Kesehatan tidak hanya fisik. Literasi hidup sehat juga harus mencakup edukasi tentang kesehatan mental, manajemen stres, dan pentingnya mencari bantuan profesional saat diperlukan. Edukasi ini juga harus mencakup pengetahuan dasar tentang pencegahan penyakit menular dan dampak perilaku berisiko seperti merokok, vape, dan penyalahgunaan zat.
- Keterlibatan Aktif dan Advokasi. Generasi muda harus didorong untuk menjadi agen perubahan. Mereka dapat menggunakan platform digital untuk menyebarkan informasi kesehatan yang benar, membuat konten yang edukatif, dan mengadvokasi kebijakan yang mendukung lingkungan sehat di sekolah, kampus, atau komunitas mereka.
Disamping itu, ada 5 (lima) hal penting yang harus dipahami generasi muda tekait dengan hidup sehat dirinya, antara lain:
- Makan Seimbang, Bukan Sekadar Kenyang
Konsumsi makanan bergizi seimbang, yaitu makanan yang mengandung karbohidrat, protein, sayur, buah, dan air putih yang cukup. Batasi gula, garam, dan lemak jenuh. - Aktif Bergerak Setiap Hari
Minimal 30 menit olahraga ringan–sedang, seperti jalan cepat, bersepeda, atau senam. Aktivitas kecil seperti naik tangga juga termasuk gaya hidup aktif. - Rawat Kesehatan Mental
Istirahat cukup, kelola stres dengan hobi, meditasi, atau olahraga. Jangan ragu meminta bantuan tenaga profesional apabila diperlukan. - Bijak Memilah Informasi Kesehatan
Pastikan informasi berasal dari sumber tepercaya: tenaga medis/Kesehatan profesional, jurnal ilmiah, atau lembaga resmi seperti Kementerian Kesehatan dan WHO. - Cek Kesehatan Secara Berkala
Pemeriksaan rutin membantu deteksi dini penyakit. Generasi muda sebaiknya tidak menunggu sakit untuk pergi ke fasilitas kesehatan. Manfaatkan hasil cek Kesehatan untuk perbaikan pola hidup sehat melalui perilaku hidup bersih dan sehat.
Peran Sekolah, Keluarga, dan Media
Sebagian besar dari generasi muda saat ini masih sekolah atau ada juga yang kuliah. Dalam kondisi seperti ini, maka semua pihak yang terkait harus berkontribusi, agar generasi muda melek literasi kesehatan. Yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
- Sekolah/kampus sebaiknya mengintegrasikan pendidikan kesehatan ke dalam kurikulum. Sekolah/Kampus Sehat seyogyanya menjadi wadah literasi kesehatan bagi mereka yang masih bersekolah atau kuliah.
- Keluarga seyogyanya berperan sebagai teladan dalam bergaya hidup sehat sehari-hari.
- Media dan platform digital perlu menghadirkan konten edukasi kesehatan yang menarik, singkat, namun berbasis sains.
Penutup
Generasi muda bukan hanya pengguna teknologi, tetapi juga agen perubahan gaya hidup sehat. Dengan meningkatkan literasi kesehatan, mereka akan menjadi individu yang lebih mandiri, mampu mengambil keputusan yang bijak untuk kesejahteraan diri sendiri, lingkungan dan pada akhirnya, menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan berdaya. Membekali generasi muda dengan literasi hidup sehat yang mumpuni adalah investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa. Hidup sehat bukan sekadar bebas penyakit, tetapi investasi jangka panjang menuju masa depan yang lebih produktif, bahagia, dan berkualitas.