Mengapa Stunting Menjadi Prioritas?
Stunting adalah kondisi anak di bawah 5 tahun yang memiliki panjang/tinggi badan kurang dari normal seusianya, dengan gangguan tumbuh-kembang akibat kurangnya nutrisi, infeksi berulang, serta stimulasi psikososial inadekuat. Urgensi mengambil sikap promotif, preventif, dan kuratif oleh masyarakat terhadap stunting diperjelas dengan meningkatnya prevalensi di Indonesia sampai 29,6% di 2018.
Child Stunting Reduction adalah target pertama dari Global Nutrition Targets 2025 sekaligus indikator kunci Sustainable Development Goal (SDG) of Zero Hunger mengingat bahwa dampak stunting memengaruhi perkembangan otak serta kognitif, imunitas, serta metabolisme anak.
Apa yang dapat Kita Lakukan?
- Remaja Putri Usia Reproduktif
- Konsumsi tablet tambah darah (1 tablet/minggu) dan gizi seimbang
- Aktivitas fisik 30 menit/hari
- Ibu dan Keluarga
- Konsumsi protein hewani (ati, telur, ikan, unggas, daging merah) dan tablet tambah darah 1-3 tablet/hari selama trimester awal
- Persalinan terencana (finansial, emosional, pengetahuan, administrasi)
- Inisiasi Menyusui Dini (IMD) segera setelah bayi lahir dengan kontak langsung antara bayi dan Ibu min. 1 jam
- ASI eksklusif min. 6 bulan, dilanjutkan MPASI usia 6-23 bulan
- Ukur dan perhatikan laju pertumbuhan serta perkembangan anak dengan membawa buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) ke Posyandu.
- Masyarakat
- Perhatian khusus bayi dengan faktor risiko sesuai upaya “Seribu Hari Pertama Kehidupan”
- Meningkatkan pengetahuan kader dan tokoh masyarakat tentang gizi balita
- Penapisan balita dan pendampingan kasus stunting
Kapan Anak harus Dibawa ke Dokter?
Penemuan dini kasus stunting di posyandu/faskes primer harus ditatalaksana segera dengan kemungkinan rawat jalan atau rawat inap sesuai gejala yang ditemukan.
Jadi, sudah siapkah kalian berperan dalam mencegah stunting?
Penulis:
Annisa Maulidina
Marketing, Campaign, and Advocacy Director CIMSA Indonesia 2019–2020
—
Tentang CIMSA
Center for Indonesian Medical Students’ Activities (CIMSA) adalah organisasi mahasiswa kedokteran Indonesia yang bersifat nonprofit, nonpemerintah, nonpolitik, nonpartisan, nasionalis, dan independen. Sebagai salah satu organisasi mahasiswa kedokteran terbesar di Indonesia, CIMSA merepresentasikan lebih dari 10.000 mahasiswa kedokteran dan tersebar pada 30 universitas di seluruh Indonesia untuk meningkatkan taraf kesehatan bangsa melalui peningkatan kapasitas, riset, aktivitas, dan advokasi.
REFERENSI:
- Beal, T. et al. (2018) “A review of child stunting determinants in Indonesia,” Maternal & Child Nutrition, 14(4). Available at: https://doi.org/10.1111/mcn.12617.
- Cegah stunting, Indonesia. Available at: https://cegahstunting.id/ (Accessed: March 20, 2023).
- Insani, H.M. (2020) “Stunting in Indonesia: Why is it increasing?” Journal of Applied Food and Nutrition, 1(2), pp. 67–72. Available at: https://doi.org/10.17509/jafn.v1i2.44174.
- Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita. Kemenkes, 2019.